Link Berikut Klik disini
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)
DIARE
Pokok Bahasan :
DIARE
Sub Pokok Bahasan : BAHAYA DIARE
Sasaran :
Remaja
Hari/Tanggal :
kamis, 19 November 2016
Tempat :
SMPN 1 Muhammadiyah Pringsewu
Pemateri : Albertur Nugroho Sarwo Edy, Amd.Kep
A. Deskripsi
Penyakit diare hingga saat ini masih menjadi masalah di
Indonesia. Padahal berbagai upaya penanganan, baik secara medik maupun upaya
perubahan tingkah laku dengan melakukan pendidikan kesehatan terus dilakukan.
Namun upaya-upaya tersebut belum memberikan hasil yang menggembirakan. Setiap
tahun penyakit ini masih menduduki peringkat atas, khususnya di daerah-daerah
miskin.
Uniknya, jumlah penderita diare yang datang ke Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) jauh lebih sedikit dibanding jumlah penderita
sebenarnya. Mereka yang memeriksakan diri ke Puskemas didata hanya 25 dari
per 1.000 penduduk. Namun berdasarkan survei yang dilakukan Depkes (Departemen
Kesehatan) melalui survei kesehatan rumah tangga, ternyata penderita diare
berjumlah 300 per 1.000 penduduk (Sinar Harapan, 2003).
Diare menyerang siapa saja tanpa kenal usia. Diare yang
disertai gejala buang air terus-menerus, muntah dan kejang perut kerap dianggap
bisa sembuh dengan sendirinya, tanpa perlu pertolongan medis. Memang diare
jarang sekali yang berakibat kematian, tapi bukan berarti bisa dianggap remeh.
Penyakit yang juga populer dengan nama muntah berak alias muntaber ini bisa
dikatakan sebagai penyakit endemis di Indonesia, artinya terjadi secara
terus-menerus di semua daerah, baik di perkotaan maupun di pedesaan,khususnya
di daerah-daerah miskin. Di kawasan miskin tersebut umumnya penyakit diare
dipahami bukan sebagai penyakit klinis, sehingga cara penyembuhannya tidak
melalui pengobatan medik (Sunoto, 1987). Kesenjangan pemahaman semacam ini
merupakan salah satu penyebab penting yang berakibat pada lambatnya penurunan
angka kematian akibat diare (Surya Candra et al, 1990).
Pemukiman kumuh merupakan kawasan yang menjadi tempat
berkembangnya diare. Padahal di perkotaan seperti Jakarta, kawasan kumuh terus
berkembang, karena semakin mahal dan terbatasnya lahan yang tersedia untuk
pemukiman. Kerapatan, bangunannya sangat tinggi (walaupun bangunannya
permanen), tidak teratur, kondisi ventilasinya buruk, dan sanitasi lingkungan
tidak terlalu baik merupakan ciri pemukiman kumuh.
Lingkungan yang buruk disertai rendahnya tingkat
kesadaran masyarakat untuk berperilaku sehat menjadikan kawasan kumuh sebagai
kawasan yang rawan akan penyebaran penyakit. Lingkungan yang buruk menjadi
penyebab berkembangbiaknya berbagai virus penyakit menular. Karena itu berbagai
infeksi penyakit sering terjadi pada para penghuni kawasan kumuh. Penyakit
menular yang sering dijumpai adalah diare, diikuti dengan penyakit infeksi
lainnya seperti thypoid, ispa, penyakit kulit, campak, leptospirosis, demam berdarah
dengue (DBD) (Astuti MSA, 2002). Kelangkaan air bersih menjadi sebab utama pemicu penyakit ini. Gaya
hidup yang jorok, tidak memperhatikan sanitasi menyebabkan usus rentan terhadap
serangan virus diare.
Namun, seperti yang telah dijelaskan di atas,
berkembangnya perilaku pencegahan ini sangat tergantung pada kondisi pribadi
masing-masing individu, termasuk persepsi individu bersangkutan dalam memandang
diare. Dengan kata lain jika seseorang mempersepsikan diare adalah penyakit
yang membahayakan maka yang bersangkutan dapat diproyeksikan akan semakin
berusaha keras untuk melakukan pencegahan agar tidak terserang diare. Sebab,
upaya pencegahan penyakit ini bersumber pada seluruh aktivitas manusia yang
berkaitan dengan upaya preventif (Aswitha Budiarso, 1987).
B.
Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 50 menit peserta dapat
penyakit DIARE
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan
pendidikan kesehatan selama 50
menit peserta dapat menjelaskan kembali :
a. Pengertian DIARE
b. Penyebab DIARE
c. Tanda gejala DIARE
d. Cara penularan
DIARE
e. Cara pencegahan
DIARE
C.
Materi (terlampir)
1. Pengertian DIARE
2. Penyebab DIARE
3. Tanda gejala DIARE
4. Cara penularan DIARE
5. Cara pengobatan DIARE
D.
Kegiatan Pembelajaran.
WAKTU
|
KEGIATAN KOMUNIKATOR
|
KEGIATAN PESERTA
|
METODE
|
Pembukaan (10
menit)
|
·
Mengucap salam
·
Validasi
keadaan peserta
·
Menjelaskan maksud
dan tujuan
·
Menyebutkan
materi yang akan disampaikan
|
·
Menjawab salam
·
Memperhatikan
·
Mendengarkan
·
Mendengarkan
|
Ceramah dan
tanya jawab
|
Inti
(40 menit)
|
·
Menjelaskan
pengertian DIARE
·
Memberikan
kesempatan pada peserta untuk bertanya
·
Menjelaskan penyebab
DIARE
·
Memberi
kesempatan pada peserta untuk bertanya
·
Menjelaskan
tanda gejala DIARE
·
Memberi
kesempatan pada peserta untuk bertanya
·
Menjelaskan
cara penularan DIARE
·
Memberi
kesempatan peserta untuk bertanya
·
Menjelaskan
cara pencegahan DIARE
·
Memberi
kesempatan pada peserta untuk bertanya
|
·
Mendengarkan
dan memperhatikan
·
Bertanya
·
Mendengarkan
dan memperhatikan
·
Bertanya
·
Mendengarkan
dan memperhatikan
·
Bertanya
·
Mendengarkan
dan memperhatikan
·
Bertanya
·
Mendengarkan
dan memperhatikan
·
bertanya
|
Ceramah dan
diskusi
|
PENUTUP (10
menit)
|
·
Memberikan
kesempatan peserta untuk bertanya
·
Mrangkum/menyimpulkan
materi
·
Kontrak yang
akan datang
·
Mengucap salam
penutup
|
·
Bertanya
·
Mendengarkan
dan memperhatikan
·
Menyepakati
·
Menjawab salam
|
Ceramah dan
tanya jawab
|
E.
Evaluasi
1.
Evaluasi struktur
a. Peserta menyepakati kontrak untuk dilakukan
penyuluhan
b. Media tersedia sesuai dengan kebutuhan
c. Materi penyuluhan telah disiapkan
d. Tempat kegiatan penyuluhan telah disiapkan
2.
Evaluasi proses
a. Waktu penyuluhan dilakukan sesuai dengan
kesepakatan
b. Komunikator dapat menyampaikan materi dengan baik
dan lancar
c. Peserta dapat mengikuti kegiatan sampai dengan
selesai
d. Peserta tampak antusias mengikuti kegiatan dengan
banyak bertanya
e. Selama kegiatan berlangsung peserta tidak ada yang
meninggalkan tempat
3.
Evaluasi hasil
85% peserta dapat
menjelaskan kembali :
a. Pengertian DIARE
b. Penyebab DIARE
c. Tanda gejala DIARE
d. Cara penularan DIARE
e. Cara pencegahan DIARE
No comments:
Post a Comment