Link Berikut Klik disini
1.1. Latar Belakang
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Keluarga
banyak menghadapi tantangan seperti pengaruh kesehatan penyakit, mengasuh dan membesarkan
anak, perubahan struktur dinamika
keluarga serta pelayanan orangtua yang mencapai lansia (Ford-Gilboe,
2002;Hanson,et al.,2005 dalam Potter & Perry, 2009).
Keluarga
mendefinisikan bahwaterdapat sekelompok individu dewasa dan anak yang hidup
bersama dengan bahagia. Terkadang keluarga hanya didefinisikan dengan
keterikatan antar
sebuah perkawinan dan kelahiran. Dalam jarak pandang yang luas keluarga pun dapatdidefinisikan
pada klien, secara tidak langsung klien merupakan keluarga. Tujuanadanya
keluarga adalah sebagai pemberi pelayanan, pengasuh, komunikasi antaranggota
keluarga (Potter & Perry, 2009).
Keluarga akan mencapai
tujuan-tujuantersebut jika terjalin komunikasi yang sehat diantara anggota
keluarga tersebut.Pada saat tujuan tersebut tercapai maka anggota keluarga akan
berpikir positifakan keluarganya. Namun, jika hubungan keluarga terganggu, maka
anggotakeluarga dapat mengambil peran sebagai kekuatan (Bluvol &
Ford-Gilboe,2004dalam Potter & Perry,2009).
Caring secara umum dapat
diartikan sebagai suatu kemampuan untukmemahami diri orang lain, perasaan
empati pada orang lain dan perasaan cintaatau menyayangi (Potter
& Perri, 2005).
Dalam keperawatan,
caring merupakan bagian inti yang penting terutama dalam
praktik keperawatan. Konsep caring punmengalami perkembangan yang
pesat, karena caring merupakan suatu sikapuniversal yang dapat dilakukan di
dalam berbagai kehidupan manusia.Caring harus tercermin dalam sepuluh faktor
kuratif, yaitu pembentukansistem nilai humanisme dan altruistik, memberikan
kepercayaan dan harapandengan memfasilitasi dan meningkatkan asuhan keperawatan
yang holistik,menumbuhkan rasa sensitif terhadap diri dan orang lain,
mengembangkanhubungan saling percaya, meningkatkan dan menerima ekspresi
perasaan positif dan
negatif klien, penggunaaan sistematis metode penyelesaian masalah
untuk pengambilan keputusan, peningkatan pembelajaran dan pengajaran interpersonal,menciptakan
lingkungan mental, sosial cultural dan spiritual yang mendukung,memberi
bimbingan dan memuaskan kebutuhan manusiawi dan mengijinkanterjadinya tekanan
yang bersifat fenomologis agar pertumbuhan diri dankematangan jiwa klien dapat
dicapai (Watson, 1979 dalam Potter & Perry, 2009).
1.2.
Tujuan
Adapun tujuan dalam
penulisan makalah ini adalah :
1.
Menjelaskan
konsep caring secara umum dan teori caring menurut beberapa ahli.
2.
Memahami
presepsi klien tentang caring.
3.
Membandingkan
beberapa teori keperawatan tentang caring.
4.
Menganalisis
perilaku caring dalam praktik keperawatan dan kehidupansehari-hari.
5.
Menjelaskan
perbedaan caring dan curing.
6.
Menjelaskan
definisi keluarga dan jenis keluarga.
7.
Menjelaskan
struktur dan fungsi keluarga.
8.
Menjelaskan
keluarga sebagai sistem dan konsep keperawatan keluarga.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Secara
bahasa, istilah caring diartikan sebagai tindakan kepedulian. Caring secara
umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi orang lain,
pengawasan dengan waspada, serta suatu perasaaan empati pada orang lain dan
perasaan cinta atau menyayangi. Pengertian caring berbeda
dengan care. Care adalah fenomena yang berhubungan dengan orang
berhubungan dengan bimbingan, bantuan, dukungan perilaku kepada individu,
keluarga, kelompok dengan adanya kejadian untuk memenuhi kebutuhan aktual
maupun potensial untuk meningkatkan kondisi dan kualitas kehidupan manusia.
Sedangkan caring adalah tindakan nyata dari care yang menunjukkan suatu rasa
kepedulian.
Terdapat beberapa
pengertian caring menurut beberapa ahli, antara lain :
Florence nightingale (1860) : caring adalah tindakan
yang menunjukkan pemanfaatan lingkungan pasien dalam membantu penyembuhan,
memberikan lingkungan bersih, ventilasi yang baik dan tenang kepada pasien.
Delores gaut (1984) : caring tidak mempunyai
pengertian yang tegas, tetapi ada tiga makna dimana ketiganya tidak dapat
dipisahkan, yaitu perhatian, bertanggung jawab, dan ikhlas.
Crips dan
Taylor (2001) : caring merupakan fenomena universal yang mempengaruhi bagaimana
seseorang berpikir, merasakan, dan berperilaku dalam hubungannya dengan orang
lain.
Rubenfild (1999) :
caring yaitu memberikan asuhan, tanggunggung jawab, dan ikhlas.
Crips dan
Taylor (2001) : caring merupakan fenomena universal yang mempengaruhi bagaimana
seseorang berpikir, merasakan, dan berperilaku dalam hubungannya dengan orang
lain.
Rubenfild
(1999) : caring yaitu memberikan asuhan, dukungan emosional pada klien,
keluarga, dan kerabatnya secara verbal maupun nonverbal.
Jean
watson (1985) : caring merupakan komitmen moral untuk melindungi,
mempertahankan, dan meningkatkan emosional pada klien, keluarga, dan
kerabatnya secara verbal maupun nonverbal.
Jean
watson (1985) : caring merupakan komitmen moral untuk melindungi, mempertahankan,
dan meningkatkan martabat manusia.
Dari beberapa
pengertian tersebut, dapat dipersingkat bahwa pengertian caring secara umum
adalah suatu tindakan moral atas dasar kemanusiaan, sebagai suatu cerminan
perhatian, perasaan empati dan kasih sayang kepada orang lain, dilakukan dengan
cara memberikan tindakan nyata kepedulian, dengan tujuan untuk meningkatkan
kualitas dan kondisi kehidupan orang tersebut. Caring merupakan inti dari
keperawatan.
2.2 Perbedaan Caring dan Curing
Keperawatan sebagai
suatu profesi dan berdasarkan pengakuan masyarakat adalah ilmu kesehatan
tentang asuhan atau pelayanan keperawatan atau The Health Science of
Caring (Lindberg,1990:40). Secara bahasa, caring dapat diartikan sebagai
tindakan kepedulian dan curing dapat diartikan sebagai tindakan
pengobatan. Namun, secara istilah caring dapat diartikan memberikan
bantuan kepada individu atau sebagai advokasi pada individu yang tidak mampu
memenuhi kebutuhan dasarnya. Sedangkan curing adalah upaya kesehatan dari
kegiatan dokter dalam prakteknya untuk mengobati klien. Dalam penerapannya,
konsep caring dan curing mempunyai beberapa perbedaan,
diantaranya:
1.
Caring merupakan
tugas primer perawat dan curing adalah tugas sekunder. Maksudnya
seorang perawat lebih melakukan tindakan kepedulian terhadap klien daripada
memberikan tindakan medis. Oleh karena itu, caring lebih identik dengan
perawat.
2.
Curing merupakan
tugas primer seorang dokter dan caring adalah tugas sekunder.
Maksudnya seorang dokter lebih melibatkan tindakan medis tanpa melakukan
tindakan caring yang berarti. Oleh karena itu, curing lebih identik dengan
dokter.
3.
Dalam
pelayanan kesehatan klien yang dilakukan perawat, ¾ nya
adalah caring dan ¼ nya adalahcuring.
4.
Caring bersifat
lebih “Healthogenic” daripada curing.
Maksudnya caring lebih
menekankan pada peningkatan kesehatan daripada pengobatan. Di dalam
praktiknya, caring mengintegrasikan pengetahuan biofisik dan
pengetahuan perilaku manusia untuk meningkatkan derajat kesehatan dan untuk
menyediakan pelayanan bagi mereka yang sakit.
5.
Tujuan caring adalah
membantu pelaksanaan rencana pengobatan/terapi dan membantu klien beradaptasi
dengan masalah kesehatan, mandiri memenuhi kebutuhan dasarnya, mencegah
penyakit, meningkatkan kesehatan dan meningkatkan fungsi tubuh sedangkan tujuan curing adalah
menentukan dan menyingkirkan penyebab penyakit atau mengubah problem penyakit
dan penanganannya.
6.
Diagnosa
dalam konsep curing dilakukan dengan mengungkapkan penyakit yang
diderita sedangkan diagnosa dalam konsep caring dilakukan dengan
identifikasi masalah dan penyebab berdasarkan kebutuhan dan respon klien.
2.3 Perilaku Caring Yang Dapat Ditemui Dalam Tatanan
Keperawatan
Caring bukanlah
sesuatu yang dapat diajarkan, tetapi merupakan hasil dari kebudayaan,
nilai-nilai, pengalaman, dan dari hubungan dengan orang lain. Sikap keperawatan
yang berhubungan dengan caring adalah
kehadiran, sentuhan kasih sayang, mendengarkan, memahami klien, caring dalam
spiritual, dan perawatan keluarga.
1.
Kehadiran
Kehadiran adalah suatu pertemuan
antara seseorang dengan seseorang lainnya yang merupakan sarana untuk
mendekatkan diri dan menyampaikan manfaat caring. Menurut Fredriksson
(1999), kehadiran berarti “ada di” dan “ada dengan”. “Ada di” berarti kehadiran
tidak hanya dalam bentuk fisik, melainkan juga komunikasi dan pengertian.
Sedangkan “ada dengan” berarti perawata selalu bersedia dan ada untuk klien
(Pederson, 1993). Kehadiran seorang perawat membantu menenangkan rasa cemas dan
takut klien karena situasi tertekan.
2.
Sentuhan
Sentuhan merupakan salah satu
pendekatan yang menenangkan dimana perawat dapat mendekatkan diri dengan klien
untuk memberikan perhatian dan dukungan. Ada dua jenis sentuhan, yaitu sentuhan
kontak dan sentuhan non-kontak. Sentuhan kontak merupakan sentuhan langsung
kullit dengan kulit. Sedangkan sentuhan non-kontak merupakan kontak mata. Kedua
jenis sentuhan ini digambarkn dalam tiga kategori :
a.
Sentuhan
Berorientasi-tugas
Saat
melaksanakan tugas dan prosedur, perawat menggunakan sentuhan ini. Perlakuan
yang ramah dan cekatan ketika melaksanakan prosedur akan memberikan rasa aman
kepada klien. Prosedur dilakukan secara hati-hati dan atas pertimbangan
kebutuhan klien.
b.
Sentuhan
Pelayanan (Caring)
Yang
termasuk dalam sentuhan caring adalah memegang tangan klien, memijat
punggung klien, menempatkan klien dengan hati-hati, atau terlibat dalam
pembicaraan (komunikasi non-verbal). Sentuhan ini dapat mempengaruhi keamanan
dan kenyamanan klien, meningkatkan harga diri, dan memperbaiki orientasi
tentang kanyataan (Boyek dan Watson, 1994).
c.
Sentuhan
Perlindungan
Sentuhan
ini merupakan suatu bentuk sentuhan yang digunakan untuk melindungi perawat
dan/atau klien (fredriksson, 1999). Contoh dari sentuhan perlindungan adalah
mencegah terjadinya kecelakaan dengan cara menjaga dan mengingatkan klien agar
tidak terjatuh. Sentuhan
dapat menimbulkan berbagai pesan, oleh karena itu harus digunakan secara
bijaksana.
3.
Mendengarkan
Untuk lebih mengerti dan memahami
kebutuhan klien, mendengarkan merupakan kunci, sebab hal ini menunjukkan
perhatian penuh dan ketertarikan perawat. Mendengarkan membantu perawat dalam
memahami dan mengerti maksud klien dan membantu menolong klien mencari cara
untuk mendapatkan kedamaian.
4.
Memahami
klien
Salah satu
proses caring menurut Swanson (1991) adalah memahami klien. Memahami
klien sebagai inti suatu proses digunakan perawat dalam membuat keputusan
klinis. Memahami klien merupakan pemahaman perawat terhadap klien sebagai acuan
melakukan intervensi berikutnya (Radwin,1995). Pemahaman klien merupakan
gerbang penentu pelayanan sehingga, antara klien dan perawat terjalin suatu
hubungan yang baik dan saling memahami.
5.
Caring
Dalam Spiritual
Kepercayaan dan harapan individu
mempunyai pengaruh terhadap kesehatan fisik seseorang. Spiritual menawarkan
rasa keterikatan yang baik, baik melalui hubungan intrapersonal atau hubungan
dengan dirinya sendiri, interpersonal atau hubungan dengan orang lain dan
lingkungan, serta transpersonal atau hubungan dengan Tuhan atau kekuatan
tertinggi.
Hubungan caring terjalin dengan
baik apabila antara perawat dan klien dapat memahami satu sama lain
sehingga keduanya bisa menjalin hubungan yang baik dengan melakukan hal
seperti, mengerahkan harapan bagi klien dan perawat; mendapatkan
pengertian tentang gejala, penyakit, atau perasaan yang diterima klien;
membantu klien dalam menggunakan sumber daya sosial, emosional, atau spiritual;
memahami bahwa hubungan caring menghubungkan manusia dengan manusia, roh dengan
roh.
6.
Perawatan
Keluarga
Keluarga merupakan sumber daya
penting. Keberhasilan intervensi keperawatan sering bergantung pada keinginan
keluarga untuk berbagi informasi dengan perawat untuk menyampaikan terapi yang
dianjurkan. Menjamin kesehatan klien dan membantu keluarga untuk aktif dalam
proses penyembuhan klien merupakan tugas penting anggota keluarga. Menunjukkan
perawatan keluarga dan perhatian pada klien membuat suatu keterbukaan yang
kemudian dapat membentuk hubungan yang baik dengan anggota keluarga klien.
2.4.
Aplikasi curing dalam keperawatan
v Aplikasi Caring
menurut Jean Watson:
Menerapkan perilaku yang penuh kasih sayang dan
kebaikan dan ketenangan dalam konteks kesadaran terhadap caring. Hadir dengan
sepenuhnya, dan mewujudkan dan mempertahankan sistem keperacayaan yang dalam
dan dunia kehidupan subjektif dari dirinya dan orang dirawat. Memberikan perhatian
terhadap praktekpraktek spiritual dan transpersonal diri orang lain, melebihi
ego dirinya. Mengembangkan
dan mempertahakan suatu hubungan caring yang sebenarnya, yang saling bantu dan
saling percaya. Hadir
untuk menampung dan mendukung ekspresi perasaan positif dan negative sebagai
suatu hubungan dengan semangat yang dalam dari diri sendiri dan orang yang
dirawat. Menggunakan
diri sendiri dan semua cara yang diketahui secara kreatif sebagai bagian dari
proses caring, untuk terlibat dalam penerapan caring-healing yang artistik. Terlibat dalam
pengalaman belajar mengajar yang sebenarnya yang mengakui keutuhan diri orang
lain dan berusaha untuk memahami sudut pandang orang lain. Menciptakan lingkungan
healing pada seluruh tingkatan, baik fisik maupun nonfisik, lingkungan yang
kompleks dari energi dan kesadaran, yang memiliki keholistikan, keindahan,
kenyamanan, martabat, dan kedamaian. Membantu terpenuhinya kebutuhan
dasar, dengan kesadaran caring yang penuh,memberikan “human care essentials”,
yang memunculkan penyesuaian jiwa, raga dan pikiran, keholistikan, dan kesatuan
diri dalam seluruh aspek care; dengan melibatkan jiwa dan keberadaan secara
spiritual. Menelaah
dan menghargai misteri spritual, dan dimensi eksistensial dari kehidupan dan
kematian seseorang, “soulcare” bagi diri sendiri dan orang yang dirawat.
2.5 Aplikasi
Caring Secara Umum
1)
Memenuhi
kebutuhan dasar pasien
Caring
ditunjukkan melalui penatalaksanaan kebutuhan dasar pasien dimana kebutuhan
fisik menjadi prioritas. Contohnya, memandikan, memakaikan pakaian, memberi
makan dan mengangkat pasien.
2)
Perawatan fisik
membantu mengembangkan respon empati
Praktik
penyediaan perawatan fisik untuk pasien memainkan peranan penting dalam
membanggun pemahaman empatik terhadap situasi pasien. Dengan cara ini hubungan
yang lebih dekat dengan pasien terbentuk. Caring secara fisik memberi jalan
untuk mengasuh dan mendukung secara emosional dan psikologis.
3. Hubungan
yang optimis
Pendekatan lain yang
diterapkan perawat adalah mengadopsi kesan optimisme yang tidak dijamin ketika
bersama pasien.perawat mencoba mendorong moral pasiennya, dan ini menambah
semangatnya sendiri walaupun perawat mengetahui bahwa ia tidak dapat jujur
sepenuhnya tentang kondisi pasien yang buruk dan masa depan pasien yang tidak
pasti.
4. Mengatakan
pada pasien untuk tidak khawatir
Meskipun soerang
perawat tahu bahwa kondisi pasien tersebut kritis, perawat harus mampu
mengatakan padan pasiennya untuk tidak khawatir dan menekankan aspek-aspek
positif atas kondisi pasien yang kritis. Ia melarang pasiennya berpikir terlalu
banyak mengenai risiko kritis pasien dan harus mendorong pasien untuk berpikir
cepat sembuh. Intinya, seorang perawat harus mampu meringankan kecemasan
pasien.
5. Berupaya
untuk tidak membeberkan informasi
Perawat berupaya untuk
tidak memebeberkan iinformasi yang dapat memperburuk kondisi pasien.
BAB
PENUTUP
KESIMPULAN
Caring merupakan fenomena universal yang berkaitan dengan cara seseorang
berpikir, berperasaan dan bersikap ketika berhubungan dengan orang lain. Caring
merupakan inti dari keperawatan. Perawat dituntut untuk bersikap care dan juga
harus caring dengan sekitarnya. Tujuan caring adalah untuk mendukung proses
penyembuhan secara total (hoover,2002). Perilaku caring dan curing sangatlah
berbeda karena caring identik dengan tindakan asuhan keperawatan ,sedangkan
curing adalah pengobatan terhadap penyakit klien.Antar caring dan curing saling
berhubungan satu sama lain.
Caring dalam keperawatan itu sendiri ditunjukkan dengan melakukan
pendekatan humanistik, artinya perawat harus mampu menghargai dan menghormati
martabat manusia dengan memberikan perhatian kepada klien serta menjunjung
tinggi keadilan bagi semua manusia.
SARAN
Sikap caring harus dipraktikkan dalam kehidupan sehari – hari,agar perilaku
caring tumbuh secara alami dalam jiwa perawat.ketika menghadapi klien,perawat
dengan mudah memberikan asuhan keperawatan.Klien yang sakit kadang hanya butuh
perhatian dan empati dari seseorang yang merawatnya agar ia lebih semangat
dalam menghadapi penyakitnya.Oleh karena itu sebagai perawat disarankan agar
benar – benar faham tentang perilaku caring ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Potter, Patricia A, dan Anne G.
Perry (2009). Fundamental keperawatan Edisi 7. Jakarta: Salemba medika
www.staff.undip.ac.id.(2010). konsep-caring.
Meidiana
http://www.scribd.com/doc/44891595/Caring-Menurut-Watson
(Di aksesn tanggal 20 November 2011) http://staff.undip.ac.id/psikfk/meidiana/2010/06/04/konsep-caring/
(di akses tanggal 20 november 2011)
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/spirit-smile/makalah-konsep-dasar-keperawatan-bab-caring_550e5f0a813311c82cbc642a
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/spirit-smile/makalah-konsep-dasar-keperawatan-bab-caring_550e5f0a813311c82cbc642a
No comments:
Post a Comment