Link Berikut Klik disini
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Hemoroid
/ wasir adalah suatu penyakit yang terjadi pada anus di mana bibir anus mengalami bengkak yang
kadang disertai pendarahan. Setiap orang pasti memiliki hemoroid, cuma karena
ukurannya kecil hemoroid ini sering diabaikan. Hemoroid akan menimbulkan
masalah bila ia membesar dan berdarah. Meskipun hemoroid dapat dijumpai pada
setiap orang, namun yang membesar dan menimbulkan masalah hanya 4% dari total
populasi. Kejadian hemoroid tidak memandang jenis kelamin dan umumnya meningkat
pada usia 45 sampai 65 tahun.
Hemoroid
berasal dari kata haima yang berarti darah dan rheo yang berarti mengalir,
sehingga pengertian hemoroid secara harfiah adalah darah yang mengalir. Namun
secara klinis diartikan sebagai pelebaran vasa/vena didalam pleksus
hemoroidalis yang tidak merupakan keadaan patologik. tetapi akan menjadi
patologik apabila tidak mendapat penanganan/pengobatan yang baik. Hemoroid
tidak hanya sekedar pelebaran vasa saja, tetapi juga diikuti oleh penambahan
jaringan disekitar vasa atau vena.
Pada
penderita hemoroid umumnya sulit untuk duduk dan buang air besar karena terasa
sakit apabila bibir anus atau sphinchter anus mendapat tekanan. Pada penderita
hemoroid parah terkadang sulit diobati sehingga bisa diberi tindakan operasi
pengangkatan wasir yang bisa memberi efek samping yang terkadang tidak baik.
Oleh sebab itu wasir perlu diwaspadai dan ditangani dengan baik agar mudah
diobati.
BAB II
PEMBAHASAN MATERI
PEMBAHASAN MATERI
2.1. Definisi Hemoroid
Hemoroid adalah pelebaran varices satu segmen
atau lebih vena-vena hemoroidalis (Mansjoer, 2000). Hemoroid atau ”wasir
(ambeien)” merupakan vena varikosa pada kanalis ani. Hemoroid timbul akibat
kongesti vena yang disebabkan oleh gangguan aliran balik dari vena
hemoroidalis.
Hemoroid sering dijumpai dan terjadi pada
sekitar 35% penduduk berusia lebih dari 25 tahun. Walaupun keadaan ini tidak
mengancam jiwa, namun dapat menimbulkan perasaan yang sangat tidak nyaman
(Price dan Wilson, 2006).
Penyakit hemoroid sering menyerang usia diatas 50 tahun. Hemoroid seringkali dihubungkan dengan konstipasi kronis dan kehamilan. Terkadang dihubungkan dengan diare, sering mengejan, pembesaran prostat, fibroid uteri, dan tumor rectum. Komplikasi dapat menyebabkan nyeri hebat, gatal dan perdarahan rectal (Chandrasoma, 2006; Price dan Wilson, 2006).
Hemoroidektomi adalah eksisi yang hanya dilakukan pada jaringan yang benar-benar berlebihan untuk penderita yang mengalami keluhan menaun dan pada penderita hemoroid derajat III dan IV (Sjamsuhidayat dan Jong, 2000).
Penyakit hemoroid sering menyerang usia diatas 50 tahun. Hemoroid seringkali dihubungkan dengan konstipasi kronis dan kehamilan. Terkadang dihubungkan dengan diare, sering mengejan, pembesaran prostat, fibroid uteri, dan tumor rectum. Komplikasi dapat menyebabkan nyeri hebat, gatal dan perdarahan rectal (Chandrasoma, 2006; Price dan Wilson, 2006).
Hemoroidektomi adalah eksisi yang hanya dilakukan pada jaringan yang benar-benar berlebihan untuk penderita yang mengalami keluhan menaun dan pada penderita hemoroid derajat III dan IV (Sjamsuhidayat dan Jong, 2000).
2.2. Etiologi
Menurut Smeltzer dan Bare (2002) dan Mansjoer (2008),
etiologi dari
hemoroid adalah :
1. Faktor predisposisi :
a. Herediter atau keturunan
Dalam hal ini yang menurun dalah kelemahan dinding
pembuluh darah, dan bukan hemoroidnya.
b. Anatomi
Vena di daerah masentrorium tidak mempunyai katup.
Sehingga darah mudah kembali menyebabkan bertambahnya tekanan dipleksus
hemoroidalis.
c. Makanan misalnya, kurang makan-makanan
berserat
d. Pekerjaan seperti mengangkat beban terlalu
berat
e. Psikis
2. Faktor presipitasi
:
a.
Faktor mekanis
(kelainan sirkulasi parsial dan peningkatan tekanan
b.
intraabdominal)
misalnya, mengedan pada waktu defekasi.
c.
Fisiologis
d.
Radang
e.
Konstipasi menahun
f.
Kehamilan
g.
Usia tua
h.
Diare kronik
i.
Pembesaran prostat
j.
Fibroid uteri
k.
Penyakit hati kronis
yang disertai hipertensi portal
2.3. Patogenesis (perjalanan
penyakit)
hemoroid adalah akibat dari kongesti vena yang
disebabkan oleh gangguan venous rektum dan vena hemoroidalis. Hemoroid timbul
karena dilatasi, pembengkakan atau inflamasi vena hemoroidalis yang disebabkan
oleh faktor-faktor risiko/ pencetus dan gangguan aliran balik dari vena
hemoroidalis. Faktor risiko hemoroid antara lain factor mengedan pada buang air
besar yang sulit, pola buang air besar yang salah (lebih banyak memakai jamban
duduk, terlalu lama duduk di jamban sambil membaca, merokok), peningkatan tekanan
intra abdomen karena tumor (tumor usus, tumor abdomen), kehamilan (disebabkan
tekanan janin pada abdomen dan perubahan hormonal), usia tua, konstipasi
kronik,diare kronik atau diare akut yang berlebihan, hubungan seks peranal,
kurang minum air, kurang makan makanan berserat (sayur dan buah), kurang
olahraga/imobilisasi. Telah diajukan beberapa faktor etiologi yaitu konstipasi,
diare, sering mengejan, kongesti pelvis pada kehamilan, pembesaran prostat,
fibroid uteri, dan tumor rectum. Penyakit hati kronis yang disertai hipertensi
portal sering mengakibatkan hemoroid, karena vena hemoroidalis superior
mengalirkan darah kedalam sistem portal. Selain itu sistem portal tidak
memiliki katup, sehingga mudah terjadi aliran balik. Aliran balik vena dari
kolon dan rektum superior adalah melalui vena mesenterika superior, vena
mesentrika inferior, dan vena hemoroidalis superior (bagian dari sistem portal
yang mengalirkan darah ke hati). Vena hemoroidalis media dan inferior
mengalirkan darah ke vena iliaka sehingga merupakan bagian sirkulasi sistemik.
Terdapat anastomosis antara vena hemoroidalis superior, media, dan inferior,
sehingga tekanan portal yang meningkat dapat menyebabkan terjadinya aliran
balik ke dalam vena dan mengakibatkan hemoroid (Price dan Wilson, 2006).
2.4.
Gejala Klinis
1)
Anemia dapat terjadi
karena perdarahan hemoroid yang berulang.
2)
Jika hemoroid bertambah
besar dapat terjadi prolap awalnya dapat tereduksi spontan. Pada tahap lanjut
pasien harus memasukkan sendiri setelah defekasi dan akhirnya sampai pada suatu
keadaan dimana tidak dapat dimasukkan.
3)
Keluarnya mucus dan terdapatnya feces pada
pakaian dalam merupakan ciri hemoroid yang mengalami prolap menetap.
4)
Rasa gatal karena
iritasi perianal dikenal sehingga pruritis anus rangsangan mucus.
2.5. Gambaran penderita
2.6. Diagnosis
a) Nyeri b.d. adanya pembengkakan, trombus pembuluh
darah pada anus.
b) Resti perdarahan b.d. penekanan pada vena hemoroidal akibat konstipasi.
c) Cemas b.d. rencana pembedahan dan rasa malu.
b) Resti perdarahan b.d. penekanan pada vena hemoroidal akibat konstipasi.
c) Cemas b.d. rencana pembedahan dan rasa malu.
2.7.Penatalaksanaan
Terapi yang diberikan disesuaikan dengan klasifikasi hemoroid yaitu
untuk derajat I dapat dicoba dengan menghilangkan faktor-faktor penyebab,
misalnya saat konstipasi dengan menghindari mengejan berlebihan saat BAB.
Memberi nasehat untuk diit tinggi serat, banyak makan sayur, buah dan minum air
putih paling sedikit 2.000 cc/hari dan olahraga ringan secara teratur, serta
kurangi makan makanan yang merangsang dan daging, menjaga hygiene daerah
anorektal dengan baik, jika ada infeksi beri antibiotika peroral. Bila terdapat
nyeri yang terus-menerus dapat diberikan suppositoria, untuk melancarkan
defekasi, dapat diberikan cairan parafin atau larutan magnesium sulfat 10%.
Bila dengan pengobatan di atas tidak ada perbaikan, diberikan terapi skleroting
(sodium moruat) 5% atau fenol. Penyuntikan dilakukan antara mukosa dan varices,
dengan harapan timbul fibrosis dan hemoroid mengecil. Kontraindikasi pengobatan
ini adalah hemoroid eksterna, radang dan adanya fibrosis hebat di sekitar
hemoroid interna.
Pada hemoroid derajat II dapat dicoba dengan terapi sklerosing secara bertahap. Apabila terapi sklerosing tidak berhasil dapat dilakukan tindakan operasi.
Pada derajat III dapat dicoba dengan rendaman duduk. Cara lain yang dapat dilakukan adalah operasi, bila ada peradangan diobati dahulu. Teknik operasi pada hemoroid antara lain :
a. Prosedur ligasi pita-karet
Prosedur ligasi pita-karet dengan cara melihat hemoroid melalui anoscop dan bagian proksimal diatas garis mukokutan di pegang dengan alat. Kemudian pita karet kecil diselipkan diatas hemoroid yang dapat mengakibatkan bagian distal jaringan pada pita karet menjadi nekrotik setelah beberapa hari dan lepas. Tindakan ini memuaskan pada beberapa pasien, namun pasien yang lain merasakan tindakan ini menyebabkan nyeri dan menyebabkan hemoroid sekunder dan infeksi perianal.
b. Hemoroidektomi kriosirurgi
Metode ini dengan cara mengangkat hemoroid dengan jalan membekukan jaringan hemoroid selama beberapa waktu tertentu sampai waktu tertentu. Tindakan ini sangat kecil sekali menimbulkan nyeri. Prosedur ini tidak terpakai luas karena menyebakan keluarnya rabas yang berbau sangat menyengat dan luka yang ditimbulkan lama sembuh.
c. Laser Nd: YAG
Metode ini telah digunakan saat ini dalam mengeksisi hemoroid, terutama hemoroid eksternal. Tindakan ini cepat menimbulkan nyeri. Hemoragi dan abses jarang menjadi komplikasi pada periode pasca operatif.
d. Hemoroidektomi
Hemoroidektomi atau eksisi bedah, dapat dilakukan untuk mengangkat semua jaringan sisa yang terlibat dalam proses ini. Setelah prosedur operatif selesai, selang kecil dimasukkan melaui sfingter untuk memungkinkan keluarnya flatus dan darah.
Untuk Terapi setelah operasi dapat dilakukan dengan cara suppositoria yang mengandung anestesi, antibiotika, analgetik dan astrigent. Tiga hari post operasi diberikan diit rendah sisa untuk menahan BAB. Jika sebelum tiga hari ingin BAB, tampon dibuka dan berikan rendaman PK hangat (37oC) dengan perbandingan 1:4000 selama 15-20 menit. Setelah BAB, lalu dipasang lagi tampon baru. Jika setelah tiga hari post operasi pasien belum BAB diberi laxantia. Berikan rendaman duduk dengan larutan PK hangat (37oC), perbandingan 1:4000 selama 15-20 menit sampai dengan 1-2 minggu post operasi.
Pada penatalaksanaan hemoroid tingkat IV dapat dilakukan dengan istirahat baring dan juga operasi. Bila ada peradangan diobati dahulu.
Pada hemoroid derajat II dapat dicoba dengan terapi sklerosing secara bertahap. Apabila terapi sklerosing tidak berhasil dapat dilakukan tindakan operasi.
Pada derajat III dapat dicoba dengan rendaman duduk. Cara lain yang dapat dilakukan adalah operasi, bila ada peradangan diobati dahulu. Teknik operasi pada hemoroid antara lain :
a. Prosedur ligasi pita-karet
Prosedur ligasi pita-karet dengan cara melihat hemoroid melalui anoscop dan bagian proksimal diatas garis mukokutan di pegang dengan alat. Kemudian pita karet kecil diselipkan diatas hemoroid yang dapat mengakibatkan bagian distal jaringan pada pita karet menjadi nekrotik setelah beberapa hari dan lepas. Tindakan ini memuaskan pada beberapa pasien, namun pasien yang lain merasakan tindakan ini menyebabkan nyeri dan menyebabkan hemoroid sekunder dan infeksi perianal.
b. Hemoroidektomi kriosirurgi
Metode ini dengan cara mengangkat hemoroid dengan jalan membekukan jaringan hemoroid selama beberapa waktu tertentu sampai waktu tertentu. Tindakan ini sangat kecil sekali menimbulkan nyeri. Prosedur ini tidak terpakai luas karena menyebakan keluarnya rabas yang berbau sangat menyengat dan luka yang ditimbulkan lama sembuh.
c. Laser Nd: YAG
Metode ini telah digunakan saat ini dalam mengeksisi hemoroid, terutama hemoroid eksternal. Tindakan ini cepat menimbulkan nyeri. Hemoragi dan abses jarang menjadi komplikasi pada periode pasca operatif.
d. Hemoroidektomi
Hemoroidektomi atau eksisi bedah, dapat dilakukan untuk mengangkat semua jaringan sisa yang terlibat dalam proses ini. Setelah prosedur operatif selesai, selang kecil dimasukkan melaui sfingter untuk memungkinkan keluarnya flatus dan darah.
Untuk Terapi setelah operasi dapat dilakukan dengan cara suppositoria yang mengandung anestesi, antibiotika, analgetik dan astrigent. Tiga hari post operasi diberikan diit rendah sisa untuk menahan BAB. Jika sebelum tiga hari ingin BAB, tampon dibuka dan berikan rendaman PK hangat (37oC) dengan perbandingan 1:4000 selama 15-20 menit. Setelah BAB, lalu dipasang lagi tampon baru. Jika setelah tiga hari post operasi pasien belum BAB diberi laxantia. Berikan rendaman duduk dengan larutan PK hangat (37oC), perbandingan 1:4000 selama 15-20 menit sampai dengan 1-2 minggu post operasi.
Pada penatalaksanaan hemoroid tingkat IV dapat dilakukan dengan istirahat baring dan juga operasi. Bila ada peradangan diobati dahulu.
Daftar Pustaka
Muttaqin
Arif.2011.Gangguan Gastrointestinal.jakarta:EGC
Brunner &
Syddarth.2013.Keperawatan Medikal Bedah.jakarta:EGC
Ariyoni, D. 2011. Asuhan keperawatan hemoroid. Dikutip tanggal 15 Juni 2011 dari website http://desiariyoni.wordpress.com/2011/03/23/.
Basuki, Ngudi. 2007. Pengaruh teknik distraksi dan relaksasi terhadap penurunan tingkat nyeri pada pasien fraktur ekstremitas bawah. Dikutip tanggal 15 juni 2011 dari website http:/www.poltekes-soeproen.ac.id/?prm=artikel&yar=detail&id=27.
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
Hemoroid
merupakan pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di daerah anus yang
berasal dari plexus hemorrhoidalis. Ftaktor terjadinya hemoroid adalah : Faktor
mekanis (kelainan sirkulasi parsial dan peningkatan tekanan intraabdominal)
misalnya, mengedan pada waktu defekasi. Fisiologis. Radang. Konstipasi
menahun. Kehamilan. Usia tua. Diare kronik. Pembesaran prostat.
Fibroid uteri. Penyakit hati kronis yang disertai hipertensi portal.
Adapun
piñatalaksanaan bedah adalah : Hemoroidektomi atau eksisi bedah dapat dilakukan
untuk mengangkat semua jaringan sisa yang terlibat dalam proses ini. Selama
pembedahan, sfingter rektal biasanya didilatasi secara digital dan hemoroid diangkat
dengan klem dan kauter atau dengan ligasi dan kemudian dieksisi. Setelah
prosedur operatif selesai, selang kecil dimasukkan melalui sfingter untuk
memungkinkan keluarnya flatus dan darah. PenempatanGelfoan atau
kassa oxygel dapat diberikan diatas luka anal (Smeltzer dan Bare, 2002). Teknik
operasi Whitehead dilakukan dengan mengupas seluruh hemoroidales interna,
membebaskan mukosa dari submukosa, dan melakukan reseksi. Lalu usahakan
kontinuitas mukosa kembali. Sedang pada teknik operasi Langenbeck, vena-vena
hemoroidales interna dijepit radier dengan klem. Lakukan jahitan jelujur
dibawah klem dengan chromic gut no. 2/0, eksisi jaringan
diatas klem. Sesudah itu klem dilepas dan jepitan jelujur dibawah klem diikat
(Mansjoer,
2008).
Numpang promo ya Admin^^
ReplyDeleteajoqq^^com
mau dapat penghasil4n dengan cara lebih mudah....
mari segera bergabung dengan kami.....
di ajopk.club....^_~
segera di add Whatshapp : +855969190856