A.
PENGERTIAN
Kanker payudara
merupakan penyakit keganasan yang paling banyak menyerang wanita. Penyakit ini
disebabkan karena terjadinya pembelahan sel-sel tubuh secara tidak teratur
sehingga pertumbuhan sel tidak dapat dikendalikan dan akan tumbuh menjadi
benjolan tumor (kanker) (Wijaya & Putri, 2013).
Kanker payudara
adalah suatu penyakit seluler yang dapat timbul dari jaringan payudara dengan
manifestasi yang mengakibatkan kegagalan untuk mengontrol proliferasi dan
maturasi sel (Brunner & Sudart, 2005).
Kanker payudara
adalah suatu penyakit yang menggambarkan gangguan pertumbuhan seluler dan
merupakan kelompok penyakit, bukan penyakit tunggal (Tucker dkk, 1998).
B.
ETIOLOGI
Tidak ada satupun sebab
spesifik, sebaliknya terdapat serangkaian faktor genetik, hormonal dan kemudian
kejadian lingkiungan dapat menunjang terjadinya kanker payudara.
Wijaya & Putri,
2013 menjelaskan, penyebab dari kanker payudara masih belum jelas, tetapi ada
beberapa faktor yang berkaitan erat dengan munculnya keganasan payudara yaitu:
virus, faktor lingkungan, faktor hormonal dan familial.
1.
Wanita
risiko tinggi daripada pria (99:1)
2.
Usia:
risiko tertinggi pada usia diatas 30 tahun
3.
Riwayat
keluarga: ada riwayat keluarga kanker payudara pada ibu/saudara perempuan
4.
Riwayat
menstrual
-
Early
menarche (sebelum 12 tahun)
-
Late
menopause (setelah 50 tahun)
5.
Riwayat
kesehatan
6.
Riwayat
reproduksi: melahirkan anak pertama diatas 30 tahun, menggunakan alat
kontrasepsi oral yang lama, penggunaan terapi estrogen.
7.
Terapi
radiasi: terpapar dari lingkungan yang terpapar karsinogen.
8.
Life
style: diet lemak tinggi, mengkonsumsi alcohol (minum 2x sehari), obesitas,
trauma payudara, status sosial ekonomi tinggi, merokok.
Faktor
resiko
1.
Riwayat
pribadi Ca payudara
2.
Menarche
dini
3.
Nullipara/
usia lanjut pada kelahiran anak pertama
4.
menopause
pada usia lanjut
5.
Riwayat
penyakit payudara jinak
6.
Riwayat
keluarga dengan ca mamae
7.
Kontrasepsi
oral
8.
Terapai
pergantian hormone
9.
Pemajanan
radiasi
10.
Masukan
alcohol
11.
Umur
> 40 tahun
C.
PATHOFISIOLOGI
Tumor/neoplasma
merupakan kelompok sel yang berubah dengan ciri-ciri: proliferasi sel yang
berlebihan dan tidak berguna yang tidak mengikuti pengaruh struktur jaringan
sekitarnya.
Neoplasma yang maligna
terdiri dari sel-sel kanker yang menunjukkan proliferasi yang tidak terkendali
yang mengganggu fungsi jaringan normal dengan menginfiltrasi dan memasukinya
dengan cara menyebarkan anak sebar ke organ-organ yang jauh. Di dalam sel
tersebut terjadi perubahan secara biokimia terutama dalam intinya. Hampir semua
tumor ganas tumbuh dari suatu sel di mana telah terjadi transformasi maligna
dan berubah menjadi sekelompok sel-sel ganas di antar sel-sel normal.
Proses jangka panjang terjadinya kanker
ada 4 fase:
1.
Fase
induksi: 15-30 tahun
Sampai saat ini belum dipastikan sebab
terjadinya kanker, tapi faktor lingkungan mungkin memegang peranan besar dalam
terjadinya kanker pada manusia. Kontak dengan karsinogen membutuhkan waktu
bertahun-tahun samapi bisa merubah jaringan displasi menjadi tumor ganas. Hal
ini tergantung dari sifat, jumlah, dan konsentrasi zat karsinogen tersebut,
tempat yang dikenai karsinogen, lamanya terkena, adanya zat-zat karsinogen atau
ko-karsinogen lain, kerentanan jaringan dan individu.
2.
Fase
in situ: 1-5 tahun
Pada fase ini perubahan jaringan muncul
menjadi suatu lesi pre-cancerous yang bisa ditemukan di serviks uteri, rongga
mulut, paru-paru, saluran cerna, kandung kemih, kulit dan akhirnya ditemukan di
payudara.
3.
Fase
invasi
Sel-sel menjadi ganas, berkembang biak
dan menginfiltrasi meleui membrane sel ke jaringan sekitarnya ke pembuluh darah
serta limfe. Waktu antara fase ke 3 dan ke 4 berlangsung antara beberpa minggu
sampai beberapa tahun.
4.
Fase
diseminasi: 1-5 tahun
Bila tumor makin membesar maka
kemungkinan penyebaran ke tempat-tempat lain bertambah.
D.
PATHWAY
Penigkatan
kadar progesterone genetik usia virus alcohol radiasi defisiensi
imun
(usia,
menarche dini, menopause,
|
|
|
|
|
|
Endogen
(esstadiol&progesdiol)
|
|||||||
|
sel
E.
TANDA
DAN GEJALA
Penemuan tanda-tanda
dan gejala sebagai indikasi kanker payudara masih sulit ditemukan secara dini. Kebanyakan
dari kanker ditemukan jika dudah teraba, biasanya oleh wanita itu sendiri.
1.
Terdapat
massa utuh (kenyal)
Biasanya pada kuadran atas dan bagian
dalam, di bawah lengan, bentuknya tidak beraturan dan terfiksasi (tidak dapat
digerakkan)
2.
Nyeri
pada daerah massa
3.
Adanya
lekukan ke dalam/dimping, tarikan dan retraksi pada area mammae.
Dimpling terjadi karena fiksasi tumor pada
kulit atau akibat distorsi ligamentum cooper.
Cara pemeriksaan: kulit area mammae
dipegang antara ibu jari dan jari telunjuk tangan pemeriksa l;alu didekatkan
untuk menimbulkan dimpling.
4.
Edema
dengan Peaut d’oramge skin (kulit di atas tumor berkeriput seperti kulit jeruk)
5.
Pengelupasan
papilla mammae
6.
Adanya
kerusakan dan retraksi pada area putting susu serta keluarnya cairan secara
spontan kadang disertai darah.
7.
Ditemukan
lesi atau massa pada pemeriksaan mamografi.
PENENTUAN UKURAN TUMOR,
PENYEBARAN KE KELENJAR LIMFE DAN TEMPAT LAIN PADA CARCINOMA MAMMAE
TUMOR SIZE (T)
|
|
TX
|
Tidak ada tumor
|
T0
|
Tidak dapat ditunjukkan adanya
tumor primer
|
T1
|
Tumor dengan diameter 2 cm atau
kurang
T1a diameter 0,5cm atau kurang,
tanpa fiksasi terhadap fascia dan/muskulus pectoralis
T1b >0,5 cm tapi kurang dari
1 cm, dengan fiksasi terhadap fascia dan/muskulus pectoralis
T1c >1 cm tapi < 2 cm,
dengan fiksasi terhadap fascia dan/muskulus pectoralis
|
T2
|
Tumor dengan diameter antar
2-5cm
T2a tanpa fiksasi terhadap
fascia dan/muskulus pectoralis
T2b dengan fiksasi
|
T3
|
Tumor dengan diameter >5 cm
T3a tan pa fiksasi, T3b dengan
fiksasi
|
T4
|
Tumor tanpa memandang ukurannya
telah menunjukkan perluasan secar langsung ke dalam dinding thorak dan kulit
|
REGIONAL LIMFE NODES
(N)
|
|
NX
|
Kelenjar ketiak tidak teraba
|
N0
|
Tidak ada metastase kelenjar
ketiak homolateral
|
N1
|
Metastase ke kelenjar ketiak
homolateral tapi masih bisa digerakkan
|
N2
|
Metastase ke kelenjar ketiak
homolateral yang melekat terfiksasi satu sama lain atau terhadap jaringan
sekitarnya
|
N3
|
Metastase ke kelenjar
homolateral supraklavikuler atau intraklavikuler terhadap edema lengan
|
METASTASE JAUH (M)
|
|
M0
|
Tidak ada metastase jauh
|
M1
|
Metastase jauh termasuk
perluasan ke dalam kulit di luar payudara
|
STADIUM
KLINIS KANKER PAYUDARA
STADIUM
|
T
|
N
|
M
|
0
|
T1s
|
N0
|
M0
|
I
|
T1
|
N0
|
M0
|
IIA
|
T0
T1
T2
|
N1
N1
N0
|
M0
M0
M0
|
IIB
|
T2
T3
|
N1
N2
|
M0
M0
|
IIIA
|
T0
T1
T2
T3
|
N2
N2
N2
N1, N2
|
M0
M0
M0
M0
|
IIIB
|
T4
Semua T
|
Semua N
N3
|
M0
M0
|
IV
|
Semua T
|
Semua N
|
M1
|
F.
AKIBAT
YANG DITIMBULKAN/KOMPLIKASI
Komplikasi utama dari
cancer payudara adalah metastase jaringan sekitarnya dan juga melalui saluran
limfe dan pembuluh darah ke organ-organ lain. Tempat yang sering untuk
metastase jauh adalah paru-paru, pleura, tulang dan hati. Metastase ke tulang
kemungkinan mengakibatkan fraktur patologis, nyeri kronik dan hipercalsemia.
Metastase ke paru-paru akan mengalami gangguan ventilasi pada paru-paru dan
metastase ke otak mengalami gangguan persepsi sensori.
G.
PENATALAKSANAAN
MEDIS
Penanganan secara medis dari pasien dengan
kanker mamae ada dua macam yaitu kuratif (dengan pembedahan) dan paliatif (non
pembedahan)
Tabel
Penanganan Cancer Mammae
Penanganan
|
Keterangan
|
Pembedahan
(kuratif)
Mastektomi
parsial (eksisi tumor local dan penyinaran)
Mastektomi
total dengan diseksi aksila rendah
Mastektomi
radikal yang dimodifikasi
Mastektomi
radikal
Mastektomi
radikal yang diperluas
|
Mulai
dari lumpektomi (pengangkatan jaringan yang luas dengan kulit yang terkena)
sampai kuadranektomi (pengangkatan seperempat payudara), pengangkatan atau
pengambilan contoh jaringan dari kelenjar limfe aksila untuk penentuan
stadium; radiasi dosis tinggi mutlak perlu (5000-6000 rad)
Seluruh
payudara, semua kelenjar limfe di lateral otot pektoralis minor
Seluruh
payudara, semua atau sebagian jaringan aksila
Seluruh
payudara, otot pektoralis mayor dan minor di bawahnya, seluruh isi aksila
Sama
seperti masektomi radikal ditambah kelenjar limfe mamaria interna
|
Non
Pembedahan (paliatif)
Penyinaran
Kemoterapi
Terapi
hormaon dan endokrin
|
Pada
payudara dan kelenjar limfe regional yang tidak dapat direseksi pada kanker
lanjut, pada metastase tulang, metastase kelenjar limfe, aksila, kekambuhan
tumor local atau regional setelah mastektomi
Adjuvan
sistemik setelah mastektomi; paliatif pada penyakit yang lanjut
Kanker
yang telah menyebar, memakai estrogen, androgen, progesterone, anti estrogen,
ooforektomi, adrenalektomi, hipofisektomi
|
Pengobatan
paliatf kanker payudara tidak dapat dijalankan menurut suatu skema yang kaku,
selalu dipertimabngkan kasus demi kasus. Terapi kemoterap[I diberikan bila ada
metastasis visceral terutama ke otak dan limphangitik dan jika terpai hormonal
tidak dapat mengatasi atau penyakit tersebut telah berkembang sebelumnya, dan
jika tumor tersebut ER negatif.
H.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
1.
Laboratorium meliputi:
a.
Morfologi
sel darah
b.
Laju
endap darah
c.
Tes
faal hati
d.
Tes
tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam serum atau plasma
e.
Pemeriksaan
sitologik
Pemeriksaan ini memegang peranan penting
pada penilaian cairan yang keluar sponyan dari putting payudar, cairan kista
atau cairan yang keluar dari ekskoriasi
2.
Tes diagnosis lain
a.
Non
invasif
1)
Mamografi
Yaitu radiogram
jaringan lunak sebagai pemeriksaan tambahan yang penting. Mamografi dapat
mendeteksi massa yang terlalu kecil untuk dapat diraba. Dalam beberapa keadaan
dapat memberikan dugaan ada tidaknya sifat keganasan dari massa yang teraba.
Mamografi dapat digunakan sebagai pemeriksaan penyaring pada wanita-wanita yang
asimptomatis dan memberikan keterangan untuk menuntun diagnosis suatu kelainan.
2)
Radiologi
(foto roentgen thorak)
3)
USG
Teknik
pemeriksaan ini banyak digunakan untuk membedakan antara massa yang solit
dengan massa yang kistik. Disamping itu dapat menginterpretasikan hasil
mammografi terhadap lokasi massa pada jaringan patudar yang tebal/padat.
4)
Magnetic
Resonance Imaging (MRI)
Pemeriksaan
ini menggunakan bahan kontras/radiopaque melaui intra vena, bahan ini akan
diabsorbsi oleh massa kanker dari massa tumor. Kerugian pemeriksaan ini
biayanya sangat mahal.
5)
Positive
Emission Tomografi (PET)
Pemeriksaan
ini untuk mendeteksi ca mamae terutama untuk mengetahui metastase ke sisi lain.
Menggunakan bahan radioaktif mengandung molekul glukosa, pemeriksaan ini mahal
dan jarang digunakan.
b.
Invasif
1)
Biopsi
Pemeriksaan ini dengan
mengangkat jaringan dari massa payudara untuk pemeriksaan histology untuk
memastikan keganasannya. Ada 4 tipe biopsy, 2 tindakan menggunakan jarum dan 2
tindakan menggunakan insisi pemmbedahan.
2)
Aspirasi
biopsy
Dengan aspirasi jarum halus sifat massa
dapat dibedakan antara kistik atau padat, kista akan mengempis jika semua
cairan dibuang. Jika hasil mammogram normal dan tidak terjadi kekambuhan
pembentukan massa srlama 2-3 minggu, maka tidak diperlukan tindakan lebih
lanjut. Jika massa menetap/terbentuk kembali atau jika cairan spinal mengandung
darah,maka ini merupakan indikasi untuk dilakukan biopsy pembedahan.
3)
Tru-Cut
atau Core biopsy
Biopsi dilakukan dengan menggunakan
perlengkapan stereotactic biopsy mammografi dan computer untuk memndu jarum
pada massa/lesi tersebut. Pemeriksaan ini lebih baik oleh ahli bedah ataupun
pasien karena lebih cepat, tidak menimbulkan nyeri yang berlebihan dan biaya
tidak mahal.
4)
Insisi
biopsy
Sebagian massa dibuang
5)
Eksisi
biopsy
Seluruh massa diangkat
Hasil biopsy dapat digunakan selama 36
jam untuk dilakukan pemeriksaan histologik secara frozen section.
I.
PENGKAJIAN
FOKUS KEPERAWATAN
1.
Pengkajian
a. Identitas
b. Keluhan
utama ada benjolan pada payudara dan lain-lain keluhan serta sejak kapan
riwayat penyakit (perjalanan penyakit, pengobatan yang telah diberikan) faktor
etiologi/risiko.
c. Konsep
diri mengalami perubahan pada sebagian besar klien dengan kanker mammae.
d. Pemeriksaan
klinis
Mencari benjolan karena organ
payudara dipengaruhi oleh faktor hormone antara lain esterogen dan progesterone,
maka sebaiknya pemerikasaan ini dilakukan saat pengaruh hormonal ini seminimal
mungkin/setelah menstruasi ± 1 minggu dari akhir menstruasi.
e. Inspeksi
- Simetri
mammae kanan-kiri
- Kelainan
papilla. Letak dan bentuk, adakah putting susu, kelainan kulit, tanda radang,
peaue d’orange, dimpling, ulserasi, dan lain-lain. Inspeksi ini juga dilakukan
dalam keadaan kedua lengan diangkat keatas untuk melihat apakah ada bayangan
tumor di bawah kulit yang ikut bergerak atau adakah bagian yang tertinggal,
dimpling dan lain-lain.
f. Palpasi
1) Klien
berbaring dan diusahakan agar payudara tersebar rata atas lapangan dada, jika
perlu punggung diganjal bantal kecil.
2) Konsistensi,
banyak, lokasi, infiltrasi, besar, batas, dan operabilitas.
3) Pembesaran
kelenjar getah bening (kelenjar aksila)
4) Adakah
metastase nudus (regional) atau organ jauh
5) Stadium
kanker (sistem TNM UIIC, 1987)
g. Pemeriksaan
penunjang
Pemeriksaan penunjang klinis
1) Pemeriksaan
radiologis
a) Mammografi/USG
mammae
b) X-foto
thorax
c) Kalau
perlu
(1) Galktografi
(2) Tulang-tulang
(3) USG
abdomen
(4) Bone
scan
(5) CT
scan
2) Pemeriksaan
laboratorium
a) Rutin,
darah lengkap, urine
b) Gula
darah puasa dan 2 jam pp
c) Enzyme
alkali sposphate, LDH
d) CEA,
MCA, AFP
e) Hormon
reseptor ER, PR
f) Aktivitas
estrogen/vaginal smear
3) Pemeriksaan
sitologis
a) FNA
dari tumor
b) Cairan
kista dan pleura effusion
c) Secret
putting susu
4) Pemeriksaan
sitologis/patologis
a) Durante
oprasi vries coupe
b) Pasca
operasi dari specimen operasi
J.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
a. Cemas
berhubungan dengan situasi krisis (kanker), perubahan kesehatan, status sosio
ekonomi, peran dan fungsi, bentuk interaksi, persiapan kematian, pemisahan
dengan keluarga ditandai dengan peningkatan tegangan, kelelahan.
b. Nyeri
akut berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan syaraf,
infiltrasi sistem syaraf, obstruksi jalur syaraf, inflamasi), efek samping
terapi kanker.
c. Kurang
pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan pengobatan berhubungan dengan
kurangnya informasi, misinterpretasi, keterbatasan kognitif.
d. Gangguan
nutrisi kurang dari keb.tubuh berhubungan dengan hipermetabolik (iritasi
lambung, anoreksia)
e. Pola
nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan energi/kelelahan
K.
RENCANA
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Cemas
berhubungan dengan situasi krisis (kanker), perubahan kesehatan, status sosio
ekonomi, peran dan fungsi, bentuk interaksi, persiapan kematian, pemisahan
dengan keluarga ditandai dengan peningkatan tegangan, kelelahan.
NOC
|
NIC
|
Rasional
|
Setelah
dilakukan asuhan keperawatan selama 4x24 jam diharapkan cemas berkurang.
NOC :
v Anxiety control
v Coping
Kriteria Hasil :
- Klien
mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas
- Mengidentifikasi,
mengungkapkan dan menunjukkan tehnik untuk mengontol cemas
- Vital sign dalam
batas normal
- Postur tubuh,
ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya
kecemasan
|
a. Tentukan
pengalaman klien sebelumnya terhadap penyakit yang dideritanya.
b. Berikan
informasi tentang prognosis secara akurat.
c. Beri
kesempatan klien untuk mengeksplorasi perasaannya. Beri informasi dengan
emosi wajar dan ekspresi yang sesuai.
d. Jelaskan
pengobatan, tujuan dan efek samping. Bantu klien mempersiapkan diri dalam
pengobatan.
e. Catat
koping yang tidak efektif, seperti kurang interaksi sosial, ketidakberdayaan,
dll.
f. Anjurkan
untuk mengembankan interaksi dan support system.
g. Berikan
lingkungan yang aman dan nyaman.
h. Pertahankan
kontak klien, bicara dan sentuhan yang wajar.
|
a. Data-data
mengenal mengenai pengalaman klien sebelumnya akan memberikan dasar untuk
penyuluhan dan menghindari adanya duplikasi.
b. Pemberian
informasi dapat membantu klien dalam memahami proses penyakitnya.
c. Dapat
menurunkan kecemasan klien.
d. Membantu
klien dalam memmahami kebutuhan untuk pengobatan dan efek sampingnya.
e. Mengetahui
dan menggali pola kopinh klien.
f. Agar
klien memperoleh dukungan dari orang terdekat/keluarga.
g. Memberikan
kesempatan pada klien untuk berfikir/merenung/istirahat.
h. KLien
mendapatkan kepercayaan diri dan keyakinan bahwa dia benar-benar ditolong.
|
2. Nyeri
akut berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan syaraf, infiltrasi
sistem syaraf, obstruksi jalur syaraf, inflamasi), efek samping terapi kanker.
NOC
|
NIC
|
Rasional
|
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan diharapkan nyeri berkurang
NOC :
v Pain Level,
v Pain control,
v Comfort level
Kriteria Hasil :
- Mampu mengontrol nyeri
(tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri, mencari bantuan)
- Melaporkan
bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
- Mampu
mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
- Menyatakan
rasa nyaman setelah nyeri berkurang
- Tanda vital dalam
rentang normal
|
a. Tentukan
riwayat nyeri, lokasi, durasi, dan intensitas
b. Evaluasi
terapi: pembedahan, radiasi, kemoterapi, bioterapi, ajarkan klien dan
keluarga tentang cara menghadapinya.
c. Berikan
pengalihan seperti reposisi, aktivitas menyenangkan seperti mendengarkan
music atau menonton TV
d. Menganjurkan
teknik penanganan stress (teknik relaksasi, visualisasi, bimbingan), berikan
sentuhan terapeutik.
e. Evaluasi
nyeri, berikan pengobatan bila perlu.
f. Diskusikan
penanganan nyeri dengan dokter dan klien.
g. Berikan
analgetik sesuai dengan indikasi seperti morfin, methadone, narkotik, dll
|
a. Memberikan
informasi yang diperlukan untuk merencakan asuhan
b. Untuk
mengetahui terapi yan dilakukan sesuai atau tidak, atau malah menyebabkan
komplikasi
c. Untuk
meningkatkan kenyamanan dengan mengalihkan perhatian klien dari rasa nyeri
d. Meningkatkan
kontrol diri atas efek samping dengan menurunkan stress dan ansietas
e. Untuk
mengetahui efektifitas penanganan nyeri
f. Agar
terapi yang diberika tepat sasaran
g. Untuk
mengatasi nyeri
|
3. Kurang
pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan pengobatan berhubungan dengan
kurangnya informasi, misinterpretasi, keterbatasan kognitif.
NOC
|
NIC
|
Rasional
|
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan diharapkan klien mengetahui penyakitnya.
NOC :
v Kowlwdge : disease
process
v Kowledge : health
Behavior
Kriteria Hasil :
-
Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang
penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan
-
Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan
secara benar
-
Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang
dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya.
|
a. Review
pengertian klien dan keluarga tentang diagnose, pengobatan dan akibatnya.
b. Tentukan
persepsi klien tentang kanker dan pengobatannya, ceritakan pada klien tentang
pengalaman klien lain yang menderita kanker.
c. Beri
informasi yang akurat dan factual
d. Baerikan
bimbingan kepada klien dan keluarga sebelum mengikuti prosedur pengobatan,
terapi yang lama, dan komplikasi
e. Anjurkan
pada klien untuk memberikan umpan balik.
f. Review
klien/keluarga tentang status nutrisi yang optimal
g. Anjurkan
klien untuk mengkaji membrane mukosa mulutnya secara rutin, perhatikan adanya
eritema, ulcerasi.
h. Anjurkan
klien memelihara kebersihan kulit dan rambut.
|
a. Menghindari
adanya duplikasi dan pengulangan terhadap pengerahuan klien
b. Memungkinkan
dilakukan pembenaran terhadap kesalahan persepsi dan kesalahan pengertian
c. Membantu
klien dalam memahami proses penyakit
d. Membantu
klien dan keluarga dalam membuat keputusan pengobatan
e. Mengetahui
sampai sejauh mana pemahaman klien dan keluarga menganal penyakit klien
f. Meningkatkan
pengetahuan klien dan keluarga mengenai nutrisi yang adekuat
g. Mengkaji
perkembangan proses-proses penyembuhan dan tanda-tanda infeksi serta masalah
dengan kesehatan mulut yang dapat mempengaruhi intake makanan dan minuman.
h. Meningkatkan
integritas kulit.
|
4. Gangguan
nutrisi kurang dari keb.tubuh berhubungan dengan hipermetabolik (iritasi
lambung, anoreksia)
NOC
|
NIC
|
Rasional
|
NOC :
v Nutritional Status :
food and Fluid Intake
Kriteria Hasil :
-
Adanya
peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
-
Berat
badan ideal sesuai dengan tinggi badan
-
Mampu
mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
-
Tidak
ada tanda tanda malnutrisi
-
Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
|
a. Minitor
intake makanan setiap hari, apakah klien makan sesuai dengan kebutuhannya.
b. Timbang
ukur berat badan.
c. Kaji
pucat, penyembuhan luka yang lambat dan pembesaran kelenjar parotis
d. Anjurkan
klien untuk mengkonsumsi makanan tinggi kalori dengan intake cairan yang
adekuat
e. Kontrol
faktor lingkungan seperti bau busuk atau bising. Hindarkan makanan yang
terlalu pedas, manis, dan asin.
f. Ciptakan
suasana makan yang menyenangkan misalnya makan dengan keluarga.
g. Anjurkan
teknik relaksasi, visualisasi, latihan moderate sebelum makan.
h. Anjurkan
komunikasi terbuka tentang problem anoreksia yang dialami klien
|
a. Memberikan
informasi tentang status gizi klien.
b. Memberikan
informasi tentang penambahan dan penurunan berat badan
c. Menunjukkan
keadaaan gizi klien sangat buruk
d. Kalori
merupakan sumber energy
e. Mencegah
mual muntah, distensi berlebihan, dyspepsia yang menyebabkan penurunan nafsu
makan serta mengurangi stimulus berbahaya yang dapat meningkatkan ansietas.
f. Agar
klien merasa seperti berada di rumah
g. Untuk
menimbulkan perasaan ingin makan/membangkitkan selera makan
h. Agar
dapat diatasi secara bersama-sama dengan ahli gizi.
|
5. Risiko
tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek kemoterapi, deficit
imunologik, penurunan intake nutrisi dan anemia.
NOC
|
NIC
|
Rasional
|
Setelah
dilakukan asuhan keperawatan diharapkan tidak terjadi kerusakan integritas
NOC :
-
Respiratory
status : Ventilation
-
Respiratory
status : Airway patency
-
Vital
sign Status
Kriteria Hasil :
-
Mendemonstrasikan
batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu
(mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed
lips)
-
Menunjukkan
jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi
pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal)
-
Tanda Tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah,
nadi, pernafasan)
|
Airway Management
-
Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw
thrust bila perlu
-
Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
-
Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan
nafas buatan
-
Pasang mayo bila perlu
-
Lakukan fisioterapi dada jika perlu
-
Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
-
Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
-
Lakukan suction pada mayo
-
Berikan bronkodilator bila perlu
-
Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab
-
Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.
-
Monitor respirasi dan status O2
Terapi Oksigen
-
Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea
-
Pertahankan
jalan nafas yang paten
-
Atur
peralatan oksigenasi
-
Monitor
aliran oksigen
-
Pertahankan
posisi pasien
-
Onservasi
adanya tanda tanda hipoventilasi
-
Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi
Vital sign
Monitoring
-
Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
-
Catat
adanya fluktuasi tekanan darah
-
Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri
-
Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
-
Monitor
TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah aktivitas
-
Monitor
kualitas dari nadi
-
Monitor
frekuensi dan irama pernapasan
-
Monitor
suara paru
-
Monitor
pola pernapasan abnormal
-
Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
-
Monitor
sianosis perifer
-
Monitor
adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar, bradikardi, peningkatan
sistolik)
-
Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign
|
a. Membuka
jalan nafas
b. Memperlancar
jalan nafas
c. Memberikan
oksigen untuk otak yang adekuat
d. Mengetahui
adanya kelainan bunyi nafas
e. Mempertahankan
jalan nafas yang adekuat
f. Memperlebar
jalan nafas
|
DAFTAR PUSTAKA
Brunner &
Suddarth. 2005. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &Suddarth
Volume 3. Jakarta: EGC.
NANDA. 2009.
Nursing Diagnosis : Definition and Classification. Philadelphia.
Wijaya, A.S
& Putri, Y.M,. 2013. Keperawatan Medikal Bedah (Keperawatan Dewasa) 2.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Tucker, S.M,.
1998. Standar Perawatan Pasien Volume I. Jakarta: EGC
No comments:
Post a Comment