Sunday, February 17, 2019

MAKALAH ISPA



Link Berikut Klik disini

MAKALAH ISPA

1.      Pengertian  ispa                                                      
Infeksi saluran pernafasan adalah suatu keadaan dimana saluran pernafasan (hidung, pharing dan laring) mengalami inflamasi yang menyebabkan terjadinya obstruksi jalan nafas dan akan menyebabkan retraksi dinding dada pada saat melakukan pernafasan (Pincus Catzel & Ian Roberts; 1990; 450).
ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut.ISPA meliputi saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah ISPA adalah infeksi saluran pernapasan yang berlangsung sampai 14 hari. Yang dimaksud dengan saluran pernapasan adalah organ mulai dari hidung sampai gelembung paru (alveoli), beserta organ-organ disekitarnya seperti : sinus, ruang telinga tengah dan selaput paru. Sebagian besar dari infeksi saluran pernapasan hanya bersifat ringan seperti batuk, pilek dan tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik, namun demikian anak akan menderita pneumoni bila infeksi paru ini tidak diobati dengan antibiotik dapat mengakibat kematian.
ISPA merupakan kepanjangan dari Infeksi Saluran Pernafasan Akut dan mulai diperkenalkan pada tahun 1984 setelah dibahas dalam lokakarya Nasional ISPA di Cipanas.Istilah ini merupakan padanan istilah bahasa inggris yakni Acute Respiratory Infections (ARI).
ISPA adalah penyakit yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran nafas mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan adneksanya, seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura.ISPA umumnya berlangsung selama 14 hari.Yang termasuk dalam infeksi saluran nafas bagian atas adalah batuk pilek biasa, sakit telinga, radang tenggorokan, influenza, bronchitis, dan juga sinusitis. Sedangkan infeksi yang menyerang bagian bawah saluran nafas seperti paru itu salah satunya adalah Pneumonia.(WHO)
Infeksi saluran pernafasan adalah suatu penyakit yang mempunyai angka kejadian yang cukup tinggi.Penyebab dari penyakit ini adalah infeksi agent/ kuman. Disamping itu terdapat beberapa faktor yang turut mempengaruhi yaitu; usia dari bayi/ neonatus, ukuran dari saluran pernafasan, daya tahan tubuh anak tersebut terhadap penyakit serta keadaan cuaca (Whaley and Wong; 1991; 1419).

2.      Penyebab  ispa
Etiologi ISPA terdiri dari lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan richetsia. Bakteri penyebab ISPA antara lain adalah dari genus Streptococcus, Staphylococcus, Pneumococcus, Haemophylus,Bordetella danCorinebacterium. Virus penyebab ISPA antara lain adalah golonganMiksovirus, Adenovirus, Coronavirus, Picornavirus, Micoplasma, Herpesvirus dan lain-lain.
Etiologi Pneumonia pada Balita sukar untuk ditetapkan karena dahak biasanya sukar diperoleh.Penetapan etiologi Pneumonia di Indonesia masih didasarkan pada hasil penelitian di luar Indonesia. Menurut publikasi WHO, penelitian di berbagai negara menunjukkan bahwa di negara berkembang streptococcuspneumonia dan haemophylusinfluenza merupakan bakteri yang selalu ditemukan pada dua per tiga dari hasil isolasi, yakni 73, 9% aspirat paru dan 69, 1% hasil isolasi dari spesimen darah. Sedangkan di negara maju, dewasa ini Pneumonia pada anak umumnya disebabkan oleh virus.
3.      Manifestasi Klinis
1)      Batuk, pilek dengan nafas cepat atau sesak nafas.Pada umur kurang dari 2 bulan, nafas cepat lebih dari 60 x / mnt. Penyakit ini biasanya dimanifestasikan dalam bentuk adanya demam, adanya obstruksi hidung dengan sekret yang encer sampai dengan membuntu saluran pernafasan, bayi menjadi gelisah dan susah atau bahkan sama sekali tidak mau minum (Pincus Catzel & Ian Roberts; 1990; 451).
2)      Demam
Pada neonatus mungkin jarang terjadi tetapi gejala demam muncul jika anak sudah mencaapai usia 6 bulan sampai dengan 3 tahun. Seringkali demam muncul sebagai tanda pertama terjadinya infeksi. Suhu tubuh bisa mencapai 39,5OC-40,5OC.
3)      Meningismus
Adalah tanda meningeal tanpa adanya infeksi pada meningens, biasanya terjadi selama periodik bayi mengalami panas, gejalanya adalah nyeri kepala, kaku dan nyeri pada punggung serta kuduk, terdapatnya tanda kernig dan brudzinski.
4)      Anorexia
Biasa terjadi pada semua bayi yang mengalami sakit. Bayi akan menjadi susah minum dan bhkan tidak mau minum.
5)      Vomiting, biasanya muncul dalam periode sesaat tetapi juga bisa selama bayi tersebut mengalami sakit.
6)      Diare (mild transient diare), seringkali terjadi mengiringi infeksi saluran pernafasan akibat infeksi virus.
7)      Abdominal pain, nyeri pada abdomen mungkin disebabkan karena adanya lymphadenitis mesenteric.
8)      Sumbatan pada jalan nafas/ Nasal, pada saluran nafas yang sempit akan lebih mudah tersumbat oleh karena banyaknya sekret.
9)      Batuk, merupakan tanda umum dari tejadinya infeksi saluran pernafasan, mungkin tanda ini merupakan tanda akut dari terjadinya infeksi saluran pernafasan.
10)  Suara nafas, biasa terdapat wheezing, stridor, crackless, dan tidak terdapatnya suara pernafasan (Whaley and Wong; 1991; 1419).

4        Penularan ISPA
       Pada umumnya ISPA termasuk kedalam penyakit menular yang ditularkan melalui udara. Sumber penularan adalah penderita ISPA yang menyebarkan kuman ke udara pada saat batuk atau bersin dalam bentuk droplet. Inhalasi merupakan cara terpenting masuknya kuman penyebab ISPA kedalam saluran pernapasan yaitu bersama udara yang dihirup, disamping itu terdapat juga cara penularan langsung yaitu melalui percikan droplet yang dikeluarkan oleh penderita saat batuk, bersin dan berbicara kepada orang di sekitar penderita, trasmisi langsung dapat juga melalui ciuman, memegang/menggunakan benda yang telah terkena sekresi saluran pernapasan penderita (Azwar, 1985).

5        Pencegahan
       Mengingat pencegahan lebih baik dari pengobatan maka sebaiknya pengelolaan ISPA dilaksanakan secara menyeluruh meliputi penyuluhan kesehatan yang baik, menggalakkan imunisasi dan penatalaksanaan penderita secara medik sebagaimana lazimnya. Walaupun morbiditas ISPA bawah relatif lebih kecil dari ISPA atas namun fasilitas klinik yang dibutuhkan dalam penanganannya sangat tinggi. Selayaknyalah pemberantasan ISPA bawah diprioritaskan dengan menitik beratkan usaha penekanan morbiditas ISPA bawah baik sebagai lanjutan ISPA atas atau tidak dan mortalitasnya.
      Dalam upaya pencegahan ISPA dapat dilihat dalam lima tingkat pencegahan, yaitu sebagai berikut:
1)      Promosi Kesehatan (Health Promotion)
Promosi kesehatan untuk pencegahan penyakit ISPA dapat dilakukan dengan berbagai upaya, antara lain:
a.       Memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya menerapkan pola hidup sehat dan PHBS sejak dini.
b.      Memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang cara-cara penularan pemberantasan serta diagnosa dini dari suatu penyakit seperti ISPA.
c.       Melakukan perbaikan lingkungan sosial seperti mengurangi dan menghilangkan kondisi sosial yang mempertinggi resiko terjadinya infeksi.

2)      Perlindungan Khusus (Spesifik Protection)
Perlindungan khusus dalam mencegah terjadinya penyakit ISPA dapat dilakukan dengan upaya antara lain:
a.       Perbaikan status gizi individu/perorangan ataupun masyarakat untuk membentuk daya tahan dalam tubuh yang lebih baikdan dapat melawan agent penyakit yang akan masuk ke dalam tubuh.
b.      Pemberian ASI Ekslusif kepada bayi yang baru lahir, karena ASI banyak mengandung kalori, protein dan vitamin yang banyak dibutuhkan tubuh, pencegahan ini bertujuan untuk membentuk sistem kekebalan tubuh.

3)       Diagnosis dini dan Pengobatan Segera (early diagnosis and prompt treatment)
Diagnosis dini dan pengobatan segera terhadap penyakit ISPA dapat dilakukan upaya antara lain:
a.       Temukan semua penderita secara dini dan aktif dengan cara diperiksa di sarana pelayanan kesehatan guna memastikan bahwa seseorang/bayi benar-benar tidak menderita ISPA.
b.      Melakukan pencarian penderita ISPA dan berikan segera pengobatan yang tepat serta sediakan fasilitas untuk penemuan dan pengobatan penderita agar tidak menularkan penyakitnya pada orang lain.
c.       Sediakan fasilitas yang memadai seperti laboratorium agar dapat melakukan diagnosa dini terhadap penderita, kontak, dan tersangka.

4)       Pemberantasan cacat (disability limitation)
Penyakit ISPA jika tidak diobati secara baik dan teratur akan dapat mengakibatkan kematian. Pemberantasan cacat dalam mencegah terjadinya penyakit ISPA dapat dilakukan dengan berbagai upaya diantaranya:
a.       Mencegah proses lebih lanjut dengan cara melakukan pengobatan secara berkesinambungan sehingga dapat tercapai proses pemulihan yang baik.
b.      Melakukan perawatan khusus secara berkala guna memperoleh pemulihan kesehatan yang lebih baik.
5)       Rehabilitasi (Rehabilitation)
Rehabilitasi dalam mencegah terjadinya penyakit ISPA dapat dilakukan dengan rehabilitasi fisik /medis apabila terdapat gangguan kesehatan fisik akibat penyakit ISPA. Secara pencegahan terhadap ISPA dapat dilakukan dengan hal-hal sebagai berikut:
a.       Menjaga keadaan gizi agar tetap baik.
b.      Immunisasi.
c.       Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan.   
d.      Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA.



1 comment:

  1. mari gabung bersama kami di Aj0QQ*c0M
    BONUS CASHBACK 0.3% setiap senin
    BONUS REFERAL 20% seumur hidup.

    ReplyDelete

MENCUCI TANGAN DENGAN LARUTAN BERBAHAN DASAR ALKOHOL

LOGO RUMAH SAKIT MENCUCI TANGAN DENGAN LARUTAN BERBAHAN DASAR ALKOHOL NomorDokumen :     /RS UD ...