Link Berikut Klik disini
MAKALAH ISPA
1.
Pengertian
ispa
Infeksi
saluran pernafasan adalah suatu keadaan dimana saluran pernafasan (hidung,
pharing dan laring) mengalami inflamasi yang menyebabkan terjadinya obstruksi
jalan nafas dan akan menyebabkan retraksi dinding dada pada saat melakukan
pernafasan (Pincus Catzel & Ian Roberts; 1990; 450).
ISPA
merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut.ISPA meliputi saluran
pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah ISPA adalah infeksi
saluran pernapasan yang berlangsung sampai 14 hari. Yang dimaksud dengan
saluran pernapasan adalah organ mulai dari hidung sampai gelembung paru
(alveoli), beserta organ-organ disekitarnya seperti : sinus, ruang telinga
tengah dan selaput paru. Sebagian besar dari infeksi saluran pernapasan hanya
bersifat ringan seperti batuk, pilek dan tidak memerlukan pengobatan dengan
antibiotik, namun demikian anak akan menderita pneumoni bila infeksi paru ini
tidak diobati dengan antibiotik dapat mengakibat kematian.
ISPA
merupakan kepanjangan dari Infeksi Saluran Pernafasan Akut dan mulai
diperkenalkan pada tahun 1984 setelah dibahas dalam lokakarya Nasional ISPA di
Cipanas.Istilah ini merupakan padanan istilah bahasa inggris yakni Acute
Respiratory Infections (ARI).
ISPA
adalah penyakit yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran
nafas mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk
jaringan adneksanya, seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura.ISPA
umumnya berlangsung selama 14 hari.Yang termasuk dalam infeksi saluran nafas
bagian atas adalah batuk pilek biasa, sakit telinga, radang tenggorokan,
influenza, bronchitis, dan juga sinusitis. Sedangkan infeksi yang menyerang
bagian bawah saluran nafas seperti paru itu salah satunya adalah
Pneumonia.(WHO)
Infeksi
saluran pernafasan adalah suatu penyakit yang mempunyai angka kejadian yang
cukup tinggi.Penyebab dari penyakit ini adalah infeksi agent/ kuman. Disamping
itu terdapat beberapa faktor yang turut mempengaruhi yaitu; usia dari bayi/
neonatus, ukuran dari saluran pernafasan, daya tahan tubuh anak tersebut
terhadap penyakit serta keadaan cuaca (Whaley and Wong; 1991; 1419).
2.
Penyebab ispa
Etiologi
ISPA terdiri dari lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan richetsia. Bakteri
penyebab ISPA antara lain adalah dari genus Streptococcus, Staphylococcus,
Pneumococcus, Haemophylus,Bordetella danCorinebacterium. Virus penyebab
ISPA antara lain adalah golonganMiksovirus, Adenovirus, Coronavirus,
Picornavirus, Micoplasma, Herpesvirus dan lain-lain.
Etiologi
Pneumonia pada Balita sukar untuk ditetapkan karena dahak biasanya sukar
diperoleh.Penetapan etiologi Pneumonia di Indonesia masih didasarkan pada hasil
penelitian di luar Indonesia. Menurut publikasi WHO, penelitian di berbagai
negara menunjukkan bahwa di negara berkembang
streptococcuspneumonia dan haemophylusinfluenza merupakan
bakteri yang selalu ditemukan pada dua per tiga dari hasil isolasi, yakni 73,
9% aspirat paru dan 69, 1% hasil isolasi dari spesimen darah. Sedangkan di
negara maju, dewasa ini Pneumonia pada anak umumnya disebabkan oleh virus.
3.
Manifestasi
Klinis
1) Batuk,
pilek dengan nafas cepat atau sesak nafas.Pada umur kurang dari 2 bulan, nafas
cepat lebih dari 60 x / mnt. Penyakit ini biasanya dimanifestasikan dalam
bentuk adanya demam, adanya obstruksi hidung dengan sekret yang encer sampai
dengan membuntu saluran pernafasan, bayi menjadi gelisah dan susah atau bahkan
sama sekali tidak mau minum (Pincus Catzel & Ian Roberts; 1990; 451).
2) Demam
Pada neonatus mungkin jarang terjadi
tetapi gejala demam muncul jika anak sudah mencaapai usia 6 bulan sampai dengan
3 tahun. Seringkali demam muncul sebagai tanda pertama terjadinya infeksi. Suhu
tubuh bisa mencapai 39,5OC-40,5OC.
3) Meningismus
Adalah tanda meningeal tanpa adanya
infeksi pada meningens, biasanya terjadi selama periodik bayi mengalami panas,
gejalanya adalah nyeri kepala, kaku dan nyeri pada punggung serta kuduk,
terdapatnya tanda kernig dan brudzinski.
4) Anorexia
Biasa terjadi pada semua bayi yang
mengalami sakit. Bayi akan menjadi susah minum dan bhkan tidak mau minum.
5) Vomiting,
biasanya muncul dalam periode sesaat tetapi juga bisa selama bayi tersebut
mengalami sakit.
6) Diare
(mild transient diare), seringkali terjadi mengiringi infeksi saluran
pernafasan akibat infeksi virus.
7) Abdominal
pain, nyeri pada abdomen mungkin disebabkan karena adanya lymphadenitis
mesenteric.
8) Sumbatan
pada jalan nafas/ Nasal, pada saluran nafas yang sempit akan lebih mudah tersumbat
oleh karena banyaknya sekret.
9) Batuk,
merupakan tanda umum dari tejadinya infeksi saluran pernafasan, mungkin tanda
ini merupakan tanda akut dari terjadinya infeksi saluran pernafasan.
10) Suara
nafas, biasa terdapat wheezing, stridor, crackless, dan tidak terdapatnya suara
pernafasan (Whaley and Wong; 1991; 1419).
4
Penularan ISPA
Pada umumnya ISPA termasuk kedalam penyakit menular yang ditularkan melalui udara. Sumber penularan adalah penderita ISPA yang menyebarkan kuman ke udara pada saat batuk atau bersin dalam bentuk droplet. Inhalasi merupakan cara terpenting masuknya kuman penyebab ISPA kedalam saluran pernapasan yaitu bersama udara yang dihirup, disamping itu terdapat juga cara penularan langsung yaitu melalui percikan droplet yang dikeluarkan oleh penderita saat batuk, bersin dan berbicara kepada orang di sekitar penderita, trasmisi langsung dapat juga melalui ciuman, memegang/menggunakan benda yang telah terkena sekresi saluran pernapasan penderita (Azwar, 1985).
Pada umumnya ISPA termasuk kedalam penyakit menular yang ditularkan melalui udara. Sumber penularan adalah penderita ISPA yang menyebarkan kuman ke udara pada saat batuk atau bersin dalam bentuk droplet. Inhalasi merupakan cara terpenting masuknya kuman penyebab ISPA kedalam saluran pernapasan yaitu bersama udara yang dihirup, disamping itu terdapat juga cara penularan langsung yaitu melalui percikan droplet yang dikeluarkan oleh penderita saat batuk, bersin dan berbicara kepada orang di sekitar penderita, trasmisi langsung dapat juga melalui ciuman, memegang/menggunakan benda yang telah terkena sekresi saluran pernapasan penderita (Azwar, 1985).
5
Pencegahan
Mengingat pencegahan lebih baik dari
pengobatan maka sebaiknya pengelolaan ISPA dilaksanakan secara menyeluruh
meliputi penyuluhan kesehatan yang baik, menggalakkan imunisasi dan
penatalaksanaan penderita secara medik sebagaimana lazimnya. Walaupun
morbiditas ISPA bawah relatif lebih kecil dari ISPA atas namun fasilitas klinik
yang dibutuhkan dalam penanganannya sangat tinggi. Selayaknyalah pemberantasan
ISPA bawah diprioritaskan dengan menitik beratkan usaha penekanan morbiditas
ISPA bawah baik sebagai lanjutan ISPA atas atau tidak dan mortalitasnya.
Dalam
upaya pencegahan ISPA dapat dilihat dalam lima tingkat pencegahan, yaitu
sebagai berikut:
1) Promosi
Kesehatan (Health Promotion)
Promosi kesehatan untuk
pencegahan penyakit ISPA dapat dilakukan dengan berbagai upaya, antara lain:
a. Memberikan
penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya menerapkan pola hidup sehat dan
PHBS sejak dini.
b. Memberikan
penyuluhan kepada masyarakat tentang cara-cara penularan pemberantasan serta
diagnosa dini dari suatu penyakit seperti ISPA.
c. Melakukan
perbaikan lingkungan sosial seperti mengurangi dan menghilangkan kondisi sosial
yang mempertinggi resiko terjadinya infeksi.
2) Perlindungan
Khusus (Spesifik Protection)
Perlindungan khusus
dalam mencegah terjadinya penyakit ISPA dapat dilakukan dengan upaya antara
lain:
a. Perbaikan
status gizi individu/perorangan ataupun masyarakat untuk membentuk daya tahan
dalam tubuh yang lebih baikdan dapat melawan agent penyakit yang akan masuk ke
dalam tubuh.
b. Pemberian
ASI Ekslusif kepada bayi yang baru lahir, karena ASI banyak mengandung kalori,
protein dan vitamin yang banyak dibutuhkan tubuh, pencegahan ini bertujuan
untuk membentuk sistem kekebalan tubuh.
3) Diagnosis
dini dan Pengobatan Segera (early diagnosis and prompt treatment)
Diagnosis dini dan
pengobatan segera terhadap penyakit ISPA dapat dilakukan upaya antara lain:
a. Temukan
semua penderita secara dini dan aktif dengan cara diperiksa di sarana pelayanan
kesehatan guna memastikan bahwa seseorang/bayi benar-benar tidak menderita
ISPA.
b. Melakukan
pencarian penderita ISPA dan berikan segera pengobatan yang tepat serta
sediakan fasilitas untuk penemuan dan pengobatan penderita agar tidak
menularkan penyakitnya pada orang lain.
c. Sediakan
fasilitas yang memadai seperti laboratorium agar dapat melakukan diagnosa dini
terhadap penderita, kontak, dan tersangka.
4) Pemberantasan
cacat (disability limitation)
Penyakit ISPA jika
tidak diobati secara baik dan teratur akan dapat mengakibatkan kematian.
Pemberantasan cacat dalam mencegah terjadinya penyakit ISPA dapat dilakukan
dengan berbagai upaya diantaranya:
a. Mencegah
proses lebih lanjut dengan cara melakukan pengobatan secara berkesinambungan
sehingga dapat tercapai proses pemulihan yang baik.
b. Melakukan
perawatan khusus secara berkala guna memperoleh pemulihan kesehatan yang lebih
baik.
5) Rehabilitasi
(Rehabilitation)
Rehabilitasi dalam
mencegah terjadinya penyakit ISPA dapat dilakukan dengan rehabilitasi fisik
/medis apabila terdapat gangguan kesehatan fisik akibat penyakit ISPA. Secara
pencegahan terhadap ISPA dapat dilakukan dengan hal-hal sebagai berikut:
a. Menjaga
keadaan gizi agar tetap baik.
b. Immunisasi.
c. Menjaga
kebersihan perorangan dan lingkungan.
d. Mencegah
anak berhubungan dengan penderita ISPA.
mari gabung bersama kami di Aj0QQ*c0M
ReplyDeleteBONUS CASHBACK 0.3% setiap senin
BONUS REFERAL 20% seumur hidup.