Sunday, February 17, 2019

LAPORAN PENDAHULUAN CA COLON


A.    DEFINISI
Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan pembagian sel yang tidak teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang tidak teratur ini menyebabkan kerusakan DNA, menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembagian sel, dan fungsi lainnya (Gale, 2000 : 177).
Kanker kolon adalah suatu bentuk keganasan dari masa abnormal/neoplasma yang muncul dari jaringan epithelial dari colon (Brooker, 2001 : 72).
Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang tumbuh pada kolon dan menginvasi jaringan sekitarnya (Tambayong, 2000 : 143).
Kanker kolon/usus besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di dalam permukaan usus besar atau rektum (Boyle & Langman, 2000 : 805).

B.    ETIOLOGI

Terdapat empat etiologi utama kanker kolon (Davey, 2006 : 334) yaitu :
1.      Diet : kebiasaan mengkonsumsi makanan yang rendah serat (sayur-sayuran, buah-buahan), kebiasaan makan makanan berlemak tinggi dan sumber protein hewani.
2.      Kelainan kolon
·         Adenoma di kolon : degenerasi maligna menjadi adenokarsinoma.
·         Familial poliposis : polip di usus mengalami degenerasi maligna menjadi karsinoma.
·         Kondisi ulserative : Penderita colitis ulserativa menahun mempunyai risiko terkena karsinoma kolon.
3.      Genetik
Anak yang berasal dari orangtua yang menderita karsinoma kolon mempunyai frekuensi 3 ½ kali lebih banyak daripada anak – anak yang orangtuanya sehat (FKUI, 2001 : 207).


C.    PATOFISIOLOGI
a.   Anatomi Fisiologi Kolon
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Pada mamalia, kolon terdiri dari kolon menanjak (ascending), kolon melintang (transverse), kolon menurun(descending),kolon sigmoid, dan rektum.Bagian kolon dari usus buntu hingga pertengahan kolon melintang sering disebut dengan "kolon kanan", sedangkan bagian sisanya sering disebut dengan "kolon kiri".
b.   Patologi
Kebanyakan kanker usus besar berawal dari pertumbuhan sel yang tidak ganas atau disebut adenoma, yang dalam stadium awal membentuk polip (sel yang tumbuh sangat cepat). Pada stadium awal, polip dapat diangkat dengan mudah. Tetapi, seringkali pada stadium awal adenoma tidak menampakkan gejala apapun sehingga tidak terdeteksi dalam waktu yang relatif lama dan pada kondisi tertentu berpotensi menjadi kanker yang dapat terjadi pada semua bagian dari usus besar (Davey, 2006 : 335). Kanker kolon dan rektum terutama (95 %) adenokarsinoma (muncul dari lapisan epitel usus). Dimulai sebagai polip jinak tetapi dapat menjadi ganas dan menyusup serta merusak jaringan normal serta meluas ke dalam sturktur sekitarnya. Sel kanker dapat terlepas dari tumor primer dan menyebar ke bagian tubuh yang lain ( paling sering ke hati).Kanker kolon dapat menyebar melalui beberapa cara yaitu :
1.   Secara infiltratif langsung ke struktur yang berdekatan, seperti ke dalam kandung kemih.
2.   Melalui pembuluh limfe ke kelenjar limfe perikolon dan mesokolon.
3.   Melalui aliran darah, biasanya ke hati karena kolon mengalirakan darah ke system ­­­­portal.
4.   Penyebaran secara transperitoneal
5.   Penyebaran ke luka jahitan, insisi abdomen atau lokasi drain. Pertumbuhan kanker menghasilkan efek sekunder, meliputi penyumbatan lumen usus dengan obstruksi dan ulserasi pada dinding usus serta perdarahan. Penetrasi kanker dapat menyebabkan perforasi dan abses, serta timbulnya metastase pada jaringan lain (Gale, 2000 :177).


D.    KLASIFIKASI
Klasifikasi kanker kolon menurut modifikasi DUKES adalah sebagai berikut:
A         : Kanker hanya terbatas pada mukosa dan belum ada metastasis.
B1       : kanker telah meinfiltrasi lapisan muskularis mukosa.
B2       : kanker telah menembus lapisan muskularis sampai lapisan propria.
            C1       : kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening sebanyak satu sampai empat buah
C2       : kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening lebih dari lima buah.
            D         : kanker telah mengadakan metastasis regional tahap lanjut dan penyebaran yang luas dan tidak dapat di operasi lagi.

E.    STADIUM KLINIS
Tabel : stadium pada ca. Kolon yang di temukan dengan system TMN

STADIUM
TINGKAT PENYEBARAN
TIS
Carsinoma in situ
T1
Belum mengenai otot dinding, polipoid/papiler
T2
Sudah mengenai otot dinding
T3
Semua lapis dinding terkena, penyebaran ke sekitar
T4
Sama dengan T3 dengan fistula
N
Limfonodus terkena
M
Ada metastasis



F.    MANIFESTASI KLINIS KANKER KOLON
Gejala sangat di tentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, dan fungsi segmen usus tempat kanker berlokasi. Adanya perubahan dalam defekasi, darah pada feses, konstipasi, perubahan dalam penampilan feses, tenesmus, anemia dan perdarahan rectal merupakan keluhan yang umum terjadi.
1.     Kanker kolon kanan
Isi kolon berupa cairan, cenderung teteap tersamar hingga stadium lanjut. Sedikit kecenderungan menimbulkan obstruksi, karena lumen usus besar dan feses masih encer. Anemia akibat perdarahan sering terjadi, dan darah bersifat samar dan hanya dapat dideteksi dengan tes Guaiak (suatu tes sederhana yang dapat di lakukan di klinik). Mucus jarang terlihat, karena tercampur dalam feses. Pada orang yang kurus, tumor kolon kanan mungkin dapat teraba, tetapi jarang pada stadium awal. Penderita mungkin mengalami perasaan tidak enak pada abdomen, dan kadang-kadang pada epigatrium.
2.     Kanker kolon kiri dan rectum
Cenderung menyebabkan perubahan defekasi sebagai akibat iritasi dan respon refleks. Diare, nyeri kejang, dan kembung sering terjadi. Karena lesi kolon kiri cenderung melingkar, sering timbul gangguan obstruksi. Feses bisa kecil dan berbentuk pita. Baik mucus maupun darah segar sering terihat pada feses. Dapat terjadi anemia karena kehilangan darah kronik. Pertumbuhan pada sigmoid atau rectum dapat mengenairadiks saraf, pembuluh limfe atau vena, menimbulkan gejala-gejala pada tungkai atau perineum. Hemoroid, nyeri pinggang bawah, keinginan defekasi atau sering berkemih dapat timbul sebagai akibat tekanan pada alat-alat tersebut. Gejala yang mungkin dapat timbul pada lesi rectal adalah evakuasi feses yang tidak lengkapsetelah defekasi, konstipasi dan diare bergantian, serta feses berdarah.

G.    PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.    Endoskopi
Pemeriksaan endoskopi perlu di lakukan baik sigmoidoskopi maupun kolonoskopi.
2.    Radiologis
Pemeriksaan radiologis yang dapat di lakukan antara lain adalah foto dada dan foto kolon (barium enema). Pemeriksaan dengan enema barium mungkin dapat memperjelas keadaan tumor dan mengidentifikasikan  letaknya. Tes ini menggambarkan adanya kebuntuan pada isi perut, dimana terjadi pengurangan ukuran tumor pada lumen. Luka yang kecil kemungkinan tidak teridentifikasi dengan tes ini. Enema barium  secara umum di lakukan setelah sigmoidoscopy dan colonoscopy.
Computer Tomografi (CT) membantu memperjelas adanya massa dan luas penyakit. Chest X-ray dan liver scan mungkin dapat menemukan tempat yang jauh yang sudah metastasis.
3.    Histopatologi
Biopsy di gunakan untuk menegakkan diagnosis. Gambar histopatologis karsinoma kolon adalah adenokarsinoma dan perlu ditentukan diferensiansi sel.
4.    Laboratorium
Pemeriksaan Hb penting untuk memeriksa kemungkinan pasien mengalami perdarahan. Nilai hemoglobin dan hematocrit biasanya turun dengan indikasi anemia. Hasil tes Gualac positif untuk accult blood pada feces memperkuat perdarahan pada GI Tract. Pasien harus menghindari daging, makanan yang mengandung peroksidase (tanaman lobak dan gula bit) aspirin dan vitamin C untuk 48 jam sebelum diberikan feces spesimen.
5.    Ultrasonografi (USG)
Sulit dilakukan untuk memeriksa kanker pada kolon, tetapi digunakan untuk melihat ada tidaknya metastasis kanker ke kelenjar getah bening  di abdomen dan hati.

H.      PENATALAKSANAAN MEDIS
Bila sudah pasti karsinoma kolon, maka kemungkinan pengobatan adalah sebagai berikut ;
1.    Pembedahan (operasi)
Operasi adalah penanganan yang paling efektif dan cepat untuk tumor yang diketahui lebih awal dan masih belum metastasis , tetapi  tidak menjamin semua sel kanker telah terbuang. Oleh sebab itu dokter bedah biasanya juga menghilangkan sebagian besar jaringan sehat yang mengelilingi sekitar kanker.
2.    Penyinaran (Radioterapi)
Terapi radiasi memakai sinar gelombang partikel berenergi tinggi misalnya sinar X, atau sinar gamma, di fokuskan untuk merusak daerah yang di tumbuhi tumor, merusak genetik sehingga membunuh kanker. Terapi radiasi merusak se-sel yang pembelahan dirinya cepat, antara lain sel kanker, sel kulit, sel dinding lambung dan usus, sel darah.Kerusakan sel tubuh menyebabkan lemas, perubahan kulit dan kehilangan nafsu makan.
3.    Kemotherapy
Chemotherapy memakai obat anikanker  yang kuat, dapat masuk ke dalam sirkulasi darah, sehingga sangat bagus untuk kanker yang telah menyebar. Obat chemotherapy ini ada kira-kira 50 jenis. Biasanya di injeksi atau di makan, pada umumnya lebih dari satu macam obat, karena digabungkan akan memberikan efek yang lebih bagus.
4.    Kolostomi
Kolostomi merupakan tindakan pembuatan lubang (stoma) yang dibentuk dari pengeluaran sebagian bentuk kolon (usus besar) ke dinding abdomen (perut), stoma ini dapat bersifat sementara atau permanen.













A.    Pengkajian
a.       Pengumpulan data
1.      Identitas pasien
Meliputi nama, umur, jenis, pekerjaan, alamat, tempat tinggal
2.      Riwayat penyakit sekarang
Pada pengkajian ini yang perlu dikaji adanya keluhan pada area abdomen terjadi pembesaran
3.      Riwayat penyakit dahulu
Adakah riwayat penyakit dahulu yang diderita pasien dengan timbulnya kanker kolon
4.      Riwayat penyakit keluarga
Adalah anggota keluarga yang mengalami penyakit seperti yang dialami pasien, adakah anggota keluarga yang mengalami penyakit kronis lainnya
5.      Riwayat psikososial dan spiritual
Bgaimana hubungan pasien dengan anggota keluarga lain dan lingkungan sekitar sebelum maupun saat sakit, apakah pasien mengalami kecemasan, rasa sakit, karena penyakit yang dideritanya dan bagaimana pasien menggunakan koping mekanisme untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
b.      Riwayat biopsikososial spiritual
1.      Pola nutrisi
Bagaiman kebiasaan makan, minum sehari – hari, jenis makanan apa saja yang sering di konsumsi, makanan yang paling disukai, frekuensi makanannya
2.      Pola eliminasi
kebiasaan BAB, BAK, frekuensi, warna BAB, BAK, adakah keluar darah, atau tidak, keras, lembek, cair?
3.      Pola istirahat dsn tidur
Kebiasan istirahat tidurberapa jam?
Kebiasan sebelum tidur apa saja yang dilakukan?
4.      Pola personal hygiene
Kebiasan dalam pola hidup bersih, mandi, menggunakan atau tidak menyikat gigi
5.      Pola aktivitas dan latihan
Kegiatan sehari – hari, olahraga yang sering dilakukan, aktivitas diluar kegiatan olahraga, misalnya nmengurusi urusan adat di kampung dan sekitarnya
6.      Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
Kebiasaan merokok, mengkonsumsi minum – minuman keras ketergantungan dengan obat – obatan (narkoba)
7.      Hubungan peran
Hubungan dengan keluarga harmonis, dengan tetagga, teman – teman sekitar lingkungan rumah, aktif dalam kegiatan adat?
8.      Pola persepsi dan konsep diri
Pandangan terhadap image diri pribadi, kecintaan terhadap keluarga, kebersamaan dengan keluarga
9.      Pola nilai kepercayaan
Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, keyakinan terhadap agama yang dianut, mengerjakan perintah agama yang dianut dan patuh terhadap perintah dan larangannya
10.  Pola reproduksi dan seksual
Hubungan dengan keluarga harmonis, bahagia, hubungan dengan keluarga besarnya dan lingkungan sekitar.
c.       Riwayat pengkajian nyeri
P: provokasi paliatif
Apa yang menyebabkan gejala? Apa yang bisa memperberat? Apa yang bisa mengurangi?
Q: quality - quantity
Bagaiman gejala dirasakan, sejauh mana gejal dirasakan?
R: region – radiasi
Dimana gejala yang dirasakan? Apakah menyebar?
S: skal – saverity
Seberapa tingkat keparahan dirasakan? Pada skala berapa?
T: time
Kapan gejala mulai timbul? Seberapa serng gejala dirasakan? Tiaba – tiba atau bertahap? Seberapa lama gejala dirasakan?
d.      Pemeriksaan fisik
-          Keadaan umum sakit sedang, kesadaran compos metis, suhu 37,5 0 C, nadi 60 – 100 x / menit. RR 16 – 20 x / menit, TD 120 / 80 mmHg
-          Pemeriksaan head to toe
-          Kepala dan leher
Dengan teknik inspeksi dan palpasi:
a)      Rambut dan kulit kepala
Perdarahan, pengelupasan, perlukaan, penekanan
b)      Telinga
Perlukaan, darah, cairan, bau?
c)      Mata
Perlukaan, darah, cairan, pembengkakan, rteflek pupil, kondisi keplopak mata, adanya benda asing, sklera putih?
d)     Mulut
Benda asing, gigi, simetris, kering?
e)      Hidung
Perlukaan, darah, cairan, nafas cuping, kelainan anatomi, akibat trauma?
f)       Leher
Bendungan vena, deviasi trakea, pembesaran kelenjar tiroid
-          Pemeriksaan dada
Inspeksi
Bentuk simetris kanan dan kiri, inspirasi dan ekspirasi pernafasan, irama, gerakan cuping hidung, terdengar suara napas tambahan bantu dada?
Palpasi
Pergerakan simetris kanan kiri, taktil premitus sama antara kanan kiri dinding dada
Perkusi
Adanya suara – suara sonor pada kedua paru – paru, suara redup pada batas paru dan hepar
Auskultasi
Terdengar adanya suara vesikuler di kedua lapisan paru, suara ronchi dan wheezing
-          Kardiovaskuler
Inspeksi
Bentuk dada simetris
Palpasi
Frekuensi dada simetris
Perkusi
Suara pekak
Auskultasi
Irama regular, systole / murmur
-          Secara system pencernaan / abdomen
Inspeksi
Pada inspeksi perlu diperlihatkan, apakah abdomen membuncit atau datar, tapi perut menonjol atau tidak, umbilikus menonjol atau tidak, apakah ada benjolan – benjolan / massa
Palpasi
Adakah nyeri tekan abdomen, adakah masssa (tumor, teses) turgor kulit perut untuk mengetahui derajatbbildrasi pasien, apakah hepar teraba?
Perkusi
Abdomen normal tympanik, adanya massa padat atau cair akan menimbulkan suara pekak (hepar, asites, vesika urinaria, tumor)
Auskultasi
Secara peristaltic usus dimana nilai normal 5 – 35 x/ menit

B.     Analisa data, Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu penyatuan dari masalah pasien yang nyata maupun potensial berdasarkan data yang telah di kumpulkan (Boedihartono, 1994 : 17).
Diagnosa keperawatan yang muncul meliputi :
a.       Nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan, trauma muskuloskletal, kehancuran yang terus-menerus (misalnya lokalisasi)
b.      Kerusakan integritas kulit b/d tindakan keperawatan
c.       Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual / muntah
d.      Konstipasi berhubungan dengan penurunan asupan cairan dan serat, kelemahan otot abdomen sekunder akibat mekanisme kanker kolon.

C.    Rencana asuhan keperawatan

No
Diagnosa keperawatan
Tujuan dari kriteria hasil
Intervensi
Rasional
1.
Nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan, trauma muskuloskletal, kehancuran yang terus-menerus (misalnya lokalisasi)
Tujuan : pasien mengatakan bahwa rasa nyeri telah terkontrol atau hilang.
Criteria hasil :pasien tampak rileks, dapat beristirahat / tidur dan melakukan pergerakan yang berarti sesuai toleransi..
1)   Pantau tempat dan respons pasien terhadap nyeri
2)   Ajarkan tindakan untuk meningkatkan kenyamanan perubahan posisi, gosokan (massase) dan teknik relaksasi
3)   Ciptakan lingkungan yang kondusif untuk relaksasi, membatasi pengunjung
4)   Kolaborasi pemberian analgetik
1)   Mengetahui cara mengatasi nyeri yang tepat
2)   Pasien merasa lebih nyaman dan pasien bisa mengatasi nyerinya


3)   Meningkatkan istirahat dan tidur yanf adekuat untuk memfasilitasi peredaan nyeri
4)   Mengurangi rasa nyeri
2.
Kerusakan integritas kulit b/d tindakan keperawatan
Tujuan:
-       Luka semakin kering dan menutup
-       Tidak terjadi nekrosis
Criteria hasil :
-         Tidak ada da tanda – tanda infeksi seperti pes, kemerahan, oodema
1)   ·         Pantau tanda – tanda kerusakan integritas kulit

2)   Jelaskan dan ajarkan cara perawatan kulit pasca oprasi
3)   Berikan barier kulit sesuai resep
.
1)   Mengetahui penanganan yang tepat
2)   Tetap bersih dan menghindari dari infeksi
3)   Menghindari dari infeksi
3.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual / muntah
Tujuan : klien mampu mempertahankan & meningkatkan intake nutrisi.
Criteria hasil :
-          Klien akan memperlihatkan perilaku mempertahankan atau meningkatkan berat badan dengan nilai laboratorium normal.
-          Klien mengerti dan mengikuti anjuran diet
-          Tidak ada mual / muntah.
·      Kaji sejauh mana ketidak adekuatan nutrisi pasien
·      Timbang berat badan sesuai indikasi
·       Anjurkan makan sedikit tapi sering


·      Tawarkan minum saat makan bila toleran
·       Kolaborasi dengan ahli gizi pemberian makanan yang bervariasi
R : menganalisa penyebab melaksanakan intervensi.
R : mengawasi kefektifan secara diet

R : tidak memberi rasa bosan dan pemasukan nutrisi dapat di tingkatkan
R : dapat mengurangi mual dan menghilangkan gas.
R : Menstimulasi nafsu makan dan mempertahankan intake nutrisi yang adekuat.
4.
Konstipasi berhubungan dengan penurunan frekuensi defekasi yang normal pada seseorang di sertai dengan kesulitan keluarnya feses yang tidak lengkap atau keluarnya feses yang keras dan kering
Tujuan : pola eliminasi dalam rentang yang di harapkan : feses lembut dan berbentuk.
Criteria hasil :
-          klien akan menunjukkan pengetahuan akan program defekasi yang di butuhkan
-          melaporkan keluarnya feses dengan berkurangnya nyeri dan mengejan
·      kaji warna dan konsistensi feses, frekuensi, keluarnya flatus, bising usus dan nyeri tekan abdomen
·      pantau tanda gejala rupture usus.





·      Kaji faktor penyebab konstipasi
R : penting untuk menilai keefektifan intervensi, dan memudahkan rencana selanjutnya.

R : keadaan ini dapat menjadi penyebab kelemahan otot abdomen dan penurunan peristaltik usus, yang dapat menebabkan konstipasi.
R : mengetahui dengan jelas faktor penyebab memudahkan pilihan intervensi yang tepat







































DAFTAR PUSTAKA


Brown,Sandra Clark.2004.Nursing Outcomes Classification (NOC).US : ELSEVIER
2004 Nursing Intervention Classificatio (NIC) US : ELSEVIER
Brunner and Suddart .2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Jakarta : EGC
Herdman,T.Heather.2010.Diagnosa Keperawatan: definisi dan klasifikasi 2009-2011Jakarta
:EGC
Price, Sylvia Anderson, Wilson, Lorraine Mc Carty, 1995,Patofisiologi Konsep Klinis
Proses-proses Penyakit, EGC, Jakarta.

Sjamsuhidajat.R.1997.Buku Ajar Ilmu Bedah .Jakarta : EGC


No comments:

Post a Comment

MENCUCI TANGAN DENGAN LARUTAN BERBAHAN DASAR ALKOHOL

LOGO RUMAH SAKIT MENCUCI TANGAN DENGAN LARUTAN BERBAHAN DASAR ALKOHOL NomorDokumen :     /RS UD ...